Media Sosial Tak Berbahaya Andai Tahu Cara Penggunaannya unrtuk Hal Kebaikan

25 November 2020, 20:30 WIB
Ilustrasi Media Sosial (Medsos) /Foto Pixabay/

PORTAL BREBES - Tahun2020 tentu saja mendorong banyak dari kita untuk menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial (medsos) daripada sebelumnya.

Tentunya yang mendominasi informasinya, yakni diantaranya terkait persoalan pandemi covid-19 dan pemilu di Bulan Desember 2020, di mana isu-isu terkait dua hal tersebut tidak dapat dipsahkan.

Sebuah studi baru dari University of British Columbia menemukan bahwa menggulir secara pasif melalui Facebook, Twitter, dan umpan Instagram berdampak negatif pada kesejahteraan kita.

Baca Juga: Kelola 150 Triliun untuk Infrastruktur, Menteri PUPR Minta KPK Mengawasi Proses Tender

"Semakin banyak responden baru-baru ini menggunakan situs ini, baik secara agregat atau secara individual. Semakin banyak pengaruh negatif yang mereka laporkan saat mereka menanggapi survei kami yang dilakukan secara acak selama periode 10 hari," kata psikolog Derrick Wirtz seperti yang dikutip Portal Brebes.Com dari laman Jurnal Palopo, berjudul . ‘Media Sosial Tidak Berbahaya Jika Anda Tahu Cara Menggunakannya untuk Kebaikan’, Rabu (25/11/2020)

Sebagian besar dari ini tampaknya disebabkan oleh pengguna media sosial yang membandingkan diri mereka dengan orang lain.

"Melihat gambar dan pembaruan yang secara selektif menggambarkan orang lain secara positif dapat membuat pengguna media sosial meremehkan seberapa banyak orang lain benar-benar mengalami emosi negatif dan membuat orang menyimpulkan bahwa kehidupan mereka sendiri adalah, sebagai perbandingan, tidak seperti bagus, "tambahnya.

Baca Juga: Lewat Lagu Dynamite BTS Masuk Nominasi Grammy Awards 2021

Hasilnya bahkan lebih mencolok ketika Wirtz dan tim membandingkan interaksi melalui media sosial dengan interaksi offline (termasuk panggilan telepon), menemukan bahwa interaksi offline meningkatkan emosi positif peserta.

Tim tersebut mensurvei mahasiswa, sehingga hasil mereka mungkin tidak secara akurat mencerminkan pengalaman masyarakat luas dan pada akhirnya hanya ada 77 peserta.

Tapi itu menambah penelitian lain yang menunjukkan penggunaan media sosial pasif memiliki dampak negatif pada kesejahteraan.

Baca Juga: Habib Bahar Tolak Pemeriksaan Kasus Penganiayaan Supir Taksi Online

Sebaliknya, studi yang lebih besar dengan 400 partisipan yang berlangsung selama setahun, menemukan menggunakan teknologi virtual seperti itu dapat meningkatkan kesehatan mental kaum muda.

Selain itu, saat beristirahat dari situs media sosial, seperti Facebook, telah terbukti mengurangi tingkat stres fisiologis, hal ini tidak selalu diimbangi dengan perasaan orang, dengan peserta penelitian melaporkan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah.

Hasil beragam seperti itu membuat para peneliti berpendapat bahwa bagaimana media sosial digunakan adalah faktor terbesar dalam dampaknya terhadap kesejahteraan.

Baca Juga: Diduga Istri Eddy Prabowo Juga Turut Ditangkap Penyidik KPK

Dan memahami cara terbaik untuk terhubung dengan orang lain secara virtual sangat penting sekarang karena orang-orang mencoba menjaga jarak fisik satu sama lain untuk membatasi penyebaran SARS-CoV-2.

Wirtz yakin kuncinya mungkin menggunakan platform ini untuk memungkinkan interaksi langsung, ini sesuatu yang jarang dilakukan oleh peserta dalam studi baru.

Hal-hal yang meningkatkan keterhubungan sosial, seperti berbicara satu sama lain secara serempak, dapat mengurangi dampak negatif tersebut.

Baca Juga: Prajurit TNI Hilang di Tembagapura Saat Tugas Patroli

Ini menjelaskan bahwa selain berfokus pada interaksi, kita juga harus mencoba menahan diri untuk tidak membandingkan diri dengan pengguna media sosial lainnya.

“Jika kita semua ingat untuk melakukan itu, dampak negatif dari penggunaan media sosial dapat dikurangi dan situs jejaring sosial bahkan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan kita,” tambahnya.

Baca Juga: Cegah Masuknya Ekstrimis Berkedok Agama, China Keluarkan Aturan Baru

 Studi lain menunjukkan interaksi positif dan berpartisipasi dalam aksi kolektif melalui media sosial dapat meningkatkan kesejahteraan.

Tetapi hanya ketika peserta secara aktif memposting ke publik, aktif daripada pasif mungkin paling bermanfaat bagi emosi kita.

Tim tersebut mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami apakah situs jejaring sosial yang mempromosikan interaksi sosial langsung yang relatif lebih besar dapat meningkatkan kesejahteraan.***

 

 

Editor: Eko Saputra

Sumber: Jurnal Palopo

Tags

Terkini

Terpopuler