Diduga Pernah Alami Banjir Besar, Bukti Baru di Planet Mars Pernah Ada Kehidupan, Berikut Faktanya

1 Desember 2020, 22:00 WIB
Explorasi NASA ke planet Mars /Pixabay/WARTA PONTIANAK

 

PORTAL BREBES – Menurut data yang dikumpulkan oleh Curiosity, banjir besar menyapu Gale Crater sekitar 4 miliar tahun lalu.

Penemuan ini merupakan upaya dari proyek bersama oleh para ilmuwan dari Jackson State University, Cornell University, Jet Propulsion Laboratory, dan University of Hawaii.

Perlu diketahui juga, Perseverance NASA akan tiba di Gale Crater di Mars awal 2021. Saat tiba, rover Mars tersebut akan mulai mencari bukti kehidupan purba di sana.

Baca Juga: Life Goes On BTS melambung ke tangga lagu Billboard Hot 100 di No.1

Planet Mars seperti yang pernah diketahui, pernah memiliki banyak air cair di permukaan. Keberadaan air cair tersebut adalah indikator utama daerah tersebut mungkin ramah untuk kehidupan.

Kini, sebuah studi baru menemukan Gale Crater adalah situs megaflood kuno, memberikan lebih banyak bukti lokasi khusus ini dulunya dapat dihuni.

Ilmuwan memperkirakan bahwa data banjir besar tersebut menunjukkan adanya kemungkinan kehidupan di kawah Mars tersebut.

Baca Juga: Rekor Baru, MIC Drop BTS Tayang Hingga 800 Juta Kali Youtube

Banjir besar yang terjadi kemungkinan dipicu oleh panasnya dampak meteorit dan melepaskan es yang tersimpan di permukaan Mars.

Akibat pemanasan itu, terbentuk gelombang besar, ini menjadi teori geologis yang akrab bagi para ilmuwan di Bumi

Gabungan uap air dan pelepasan gas menghasilkan kondisi hangat dan basah dalam waktu singkat di planet merah.

Baca Juga: Enhypen Luncurkan Single Given-Taken

Kondensasi kemudian membentuk awan uap air, yang pada akhirnya menciptakan hujan lebat, kemungkinan besar di seluruh Mars.

Air tersebut masuk ke Kawah Gale, kemudian digabungkan dengan air yang turun dari Gunung Sharp (di Kawah Gale) lalu menghasilkan banjir bandang dahsyat yang mengendapkan punggungan kerikil di Hummocky Plains Unit dan formasi ridge-and-trough band di Striated Unit.

“Kami mengidentifikasi banjir besar untuk pertama kalinya menggunakan data sedimentologi terperinci yang diamati oleh rover Curiosity. Deposit yang ditinggalkan oleh megafloods sebelumnya tidak diidentifikasi dengan data pengorbit," kata rekan penulis Alberto G. Fairén seorang ahli astrobiologi di College of Arts and Sciences.

Baca Juga: Taiwan Stop Masuknya Buruh Migran Asal Indonesia

Penulis utama Ezat Heydari, seorang profesor fisika di Jackson State University, berpendapat bahwa munculnya fitur berbentuk gelombang raksasa di lapisan sedimen kawah Gale Mars sering disebut 'mega ripples' atau antidunes yang tingginya sekitar 30 kaki dan berjarak sekitar 450 kaki.

“Dulunya Mars adalah planet yang sangat aktif dari sudut pandang geologis. Planet ini memiliki kondisi yang diperlukan untuk mendukung keberadaan air cair di permukaan dan di Bumi, di mana ada air, di situ ada kehidupan," kata Fairen.

Baca Juga: Kawasaki Ninja ZX-10RR Hanya Dijual 500 Unit di Dunia

Dia mengatakan, misi NASA Perseverance selanjutnya akan membuktikan lebih pasti bahwa Mars dulunya bisa dihuni oleh makhluk hidup.***

 

 

Editor: Eko Saputra

Sumber: PR Bogor

Tags

Terkini

Terpopuler