Network
PORTAL BREBES - Mulai hari ini Pemerintah Taiwan menutup seluruh akses masuk bagi buruh migran asal Indonesia. Kebijakan itu dikeluarkan menyusul banyaknya buruh migran asal Indonesia yang terkonfirmasi COVID-19. Taiwan khawatir, apabila tidak dilakukan pembatasan sementara akan beresiko menularkan virus tersebut ke negaranya.
Data dari Pusat Komando Epidemi Taiwan (CECC) menyebutkan, sampai saat ini di Taiwan terdapat 675 kasus COVID-19, sebanyak 583 di antaranya kasus impor. Di antara kasus impor tersebut, penyumbang terbesar adalah Amerika Serikat dengan 109 kasus, diikuti Indonesia dengan 103 kasus.
Di tengah tingginya kasus COVID-19 di Indonesia, sebanyak 939 pekerja migran yang baru masuk sedang menjalani karantina di Taiwan. Pemerintah Taiwan tidak akan mengizinkan masuk para pekerja migran dari Indonesia pada 4-17 Desember 2020 seperti dikutip dari Antara.
Menurut CECC, rata-rata 677 pekerja migran asal Indonesia masuk Taiwan setiap pekan selama bulan November. Penangguhan pengiriman pekerja migran Indonesia itu akan berdampak pada 1.350 orang calon pekerja dari Indonesia.
Baca Juga: Diduga Dokter Lakukan Pembunuhan Tidak Disengaja Kepada Maradona
Untuk itu, CECC menyarankan para calon majikan di Taiwan yang terkena dampak kebijakan tersebut agar mengontrak pekerja migran dari negara lain dengan menghubungi nomor kontak 1966 atau 02-8995-6000.
Kebijakan tersebut dikeluarkan setelah CECC mendapati 20 orang dari 24 kasus baru COVID-19 berasal dari kalangan pekerja migran Indonesia.
Sebelumnya, CECC telah memerintahkan semua pekerja migran yang datang dari Indonesia ke Taiwan untuk menjalani karantina selama 14 hari di lokasi yang ditentukan oleh pemerintah setempat mulai 20 November.
Awalnya pekerja migran yang dipekerjakan di sektor kesejahteraan sosial setempat, seperti pengasuh orang tua dan individu yang masuk kembali ke Indonesia yang diwajibkan menjalani karantina tersebut.
