Ini Dia! Asal Usul Batu Kuwung, Legenda dari Banten yang Kini Jadi Tempat Wisata Populer

- 8 Januari 2023, 18:32 WIB
Potret Tempat Wisata Pemandian Air Panas Batu Kuwung
Potret Tempat Wisata Pemandian Air Panas Batu Kuwung /Tangkapan Layar/Laman DPMPTSP Provinsi Banten /

PORTAL BREBES - Menikmati liburan biasanya banyak orang mencari tempat atau destinasi wisata yang menyejukkan dengan pemandangannya yang indah, asri, dan menenangkan. Salah satunya bisa memilih tempat-tempat wisata yang menyuguhkan pesona keindahan alam yang bisa anda nikmati, dengan suasana dan keindahan pemandangannya. Salah satunya seperti pemandian air panas Batu Kuwung di Kabupaten Serang, Banten.

Bagi warga Serang Banten dan sekitarnya mungkin tak asing dengan nama tempat wisata pemandian air panas Batu Kuwung ini. Namun pemandian air panas tersebut memiliki legenda bagi warga Banten, sebelum menjadi tempat wisata yang populer.

Dikutip Portalbrebes dari KabarBanten.Pikiran-Rakyat.com dan dari kanal YouTube Dongeng Kita, berikut kisah Asal Usul Batu Kuwung, Legenda Dari Banten yang kini jadi tempat wisata pemandian air panas populer.

Baca Juga: Berikut 5 Tempat Wisata Alam di Kabupaten Lebak Banten yang Bakal Membuat Takjub

Suatu waktu di masa lampau, hidup seorang Kepala Desa yang sangat sewenang-wenang terhadap warganya. Kepala desa itu menguasai seluruh lahan pertanian dan mempekerjakan warganya dengan upah yang sangat rendah.

Bagi warga yang membangkang perintahnya, maka sang Kepala Desa tidak segan-segan memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penyiksaan. Memimpin dengan sewenang-wenang dan kejam membuat Kepala Desa itu mudah untuk mengumpulkan harta.

Jumlah kekayaan dari hasil memeras keringat warganya sudah tak terhitung lagi. Bahkan, ketika warganya menderita dan kekurangan makanan, dia justru makan dengan berlebihan setiap harinya.

Suatu hari, seorang kakek kumal seperti pengemis yang terlihat kelaparan datang ke rumah Kepala Desa. Namun, sang Kepala Desa menyuruh anak buahnya mengusir kakek tersebut. Dan kakek itu pun meninggalkan rumah Kepala Desa.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Pangalengan Bandung Jawa Barat, Hadirkan Spot Foto Keren dan Instagramable

Keesokan harinya, kakek pengemis itu datang lagi ke rumah sang Kepala Desa dan kembali mendapat pengusiran. Di hari ketiga dia kembali datang dan diusir, namun sang kakek hanya diam di tempat tak bergeming.Hingga Kepala Desa geram dan meminta anak buahnya memukuli sang kakek dengan tongkat.

Namun, tongkat para pengawal itu justru patah dan mereka jatuh terkapar di tanah sambil mengerang kesakitan meski sang kakek tua itu hanya diam saja. Sang kakek akhirnya akhirnya angkat bicara dan berkata bahwa dia datang secara baik-baik dan untuk ketiga kalinya diperlakukan dengan cara yang amat buruk.

Dia juga berkata bahwa dirinya datang untuk memberi peringatan dan meminta Kepala Desa menunggu hasil perbuatan buruknya kepada sang kakek dan seluruh warga esok pagi. Malam harinya, Kepala Desa menjadi sulit tidur karena rasa takut mengingat apa yang disampaikan kakek itu.

Saat pagi tiba, tubuh Kepala Desa tak bisa digerakkan. Berbagai tabib datang silih berganti untuk mengobati, namun hasilnya sia-sia. Entah dari mana, sang kakek kemarin tiba-tiba muncul dan mengatakan tiga syarat yang harus dipenuhi jika dia ingin kembali sehat seperti semula.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Kebun Binatang di Indonesia, Pas untuk Berwisata Bersama Keluarga

Tiga syarat itu diantaranya yang pertama, berhenti bersikap kejam dan kikir, maka kelumpuhannya akan berkurang sedikit. Kedua, dia harus bertapa pada sebuah batu cekung di Gunung Karang selama 40 hari. Dia bisa pergi ke tempat itu sendiri meskipun dengan bersusah payah.

Ketiga, dia harus memberikan semua hartanya kepada warga, karena semua harta itu telah dia dapatkan dengan cara yang tidak baik dan mengambil apa yang bukan menjadi haknya.

Sang Kepala Desa kemudian mengikuti apa yang dikatakan kakek itu. Hinggga ia mulai meninggalkan sifatnya yang kejam, bengis, kikir, dan sombong. Ternyata benar yang dikatakan kakek itu, kelumpuhannya berkurang sedikit.

Dia mampu berdiri dan berjalan menuju Gunung Karang meskipun dengan bantuan tongkat dan tertatih-tatih. Setelah bersusah payah, Kepala Desa itu menemukan sebuah batu cekung di Gunung Karang dan mulai bertapa di tempat itu.

Kepala Desa itu bertapa dengan sungguh-sungguh di teriknya siang, angin kencang, dan malam hari yang menggigil, dia lalui tanpa menyerah.

Baca Juga: Banjarwangi Park View di Pandeglang, Miliki Spot Keren, Cocok untuk Liburan

Di hari ke-40, tiba-tiba saja di dekat Kepala Desa itu bertapa, muncul sebuah sumber air panas yang mengalir. Melihat munculnya sumber mata air panas itu, sang Kepala Desa menghentikan pertapaannya dan mulai berendam di mata air tersebut.

Tak berapa lama kemudian, kelumpuhannya sembuh total dan tubuhnya kembali segar meski telah menjalani pertapaan selama 40 hari. Sekembalinya dari bertapa, Kepala Desa itu membagi-bagikan semua harta kekayaannya kepada warga.

Semua tanahnya juga diberikan kepada para petani dan hanya menyisakan sepetak kecil sawah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Menyadari kesalahannya selama ini, dia tidak menyesal jatuh miskin dan kini bekerja di sawah.

Sumber mata air panas yang muncul itu sekarang dikenal dengan nama Batu Kuwung yang berarti batu cekung, sebagaimana tempat Kepala Desa itu bertapa. Tempat itu kini dikenal sebagai tempat wisata pemandian air panas populer yang ada di Desa Batukuwung.

Baca Juga: Wow! Mantan Suami Norma Risma Laporkan Denny Sumargo ke Polisi

Legenda Dari Banten ini masih sangat populer dan masih diceritakan secara turun temurun hingga sekarang, apakah kamu pernah mendengarnya?

Disclaimer: Artikel ini juga sudah ditayangkan di KabarBanten.Pikiran-Rakyat.com berjudul Asal Usul Batu Kuwung, Legenda Dari Banten yang Kini Jadi Tempat Wisata Pemandian Air Panas Populer.***

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x