Network
Laksamana besar tersebut membuka jalur perdagangan dan kebudayaan dengan Kerajaan Majapahit. Akibatnya, banyak warga dari Tiongkok yang datang ke bagian utara Pulau Jawa dan menetap di Lasem.
Dan untuk tetap melestarikan Kota Tua Lasem, saat ini pemerintah daerah setempat telah mengusulkan objek wisata itu ke UNESCO untuk ditetapkan sebagai warisan dunia.
Retna Dyah, Seksi (Kasi) Museum, Sejarah, dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang menyampaikan, jalur rempah merupakan project penelitian menyeluruh se-Indonesia.
Rembang termasuk dalam tim jalur rempah Jawa Tengah. Sesuai dengan rencana aksi, ada tiga titik yang akan diusulkan sebagai world heritage. “Nanti kami nyusun outlanding universal value seperti kawasan Kota Kuno Lasem, Situs Perahu Kuno Punjulharjo, dan Situs Bonang,”ungkapnya seperti dikutip dari Rembang Bicara.com.
Output dari penelitian jalur rempah ini, akan mengarah pada penguatan narasi tiga titik ini akan menjadi cagar budaya. “Kalau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini penguatan narasi. Jadi, cagar budaya ini diusulkan ke tingkat internasional,”imbuhnya.
Salah satu hasilnya nanti adalah project penelitian besar dan akan dilaporkan kepada UNESCO. Hasilnya mengarah kepada sebuah penetapan seperti jalur sutra yang merupakan jalur perdagangan internasional kuno yang sudah mendunia.
Keberadaan Kota Tua Lasem juga sekaligus memberi jawaban pada dunia kalau masyarakat Indonesia sudah menanamkan nilai-nilai toleransi sejak dulu kala. Dan diharapkan masyarakat Lasem bisa menginspirasi dunia akan tentingnya menjaga toleransi antar umat. Tulisan ini juga kami dedikasikan untuk memperingati Hari Teleransi Dunia yang jatuh pada hari ini, Senin, 16 November 2020.***
