Mengenal Upacara Adat Ngasa di Kabupaten Brebes yang Dilakukan Setiap Selasa Kliwon

4 Oktober 2022, 14:49 WIB
Mengenal Upacara Adat Ngasa di Kabupaten Brebes /Jatengprov.go.id/

PORTAL BREBES – Upacara Adat Ngasa di Kabupaten Brebes telah didalami oleh suatu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat melakukan penelitian di Kampung Budaya Jalawatsu, Desa Cieseureuh, Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes.

Dilansir dari laman Jatengprov.go.id, Peneliti Sosial Kemasyarakatan LIPI Jakarta, Riewanto Titosudarmo mengatakan, Jalawatsu dinilai ada semangat konservasi lingkungan sebaga usaha yang bagus untuk menyelematkan lingkungan yang dilakukan setiap Selasa Kliwon.

“Ternyata, lingkungan ada hubungannya dengan masyarakat adat di dalamnya,” ujarnya.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Tekwinan, Berbagai Macam Suguhan yang Ditempatkan di Layah

Ia menyebut, tradisi tersebut tidak hanya memanfaatkan lingkungan hutan, namun juga sama memperlakukan hutan selayaknya manusia.

“ Sama-sama mahluk seperti manusia yang harus dikasih sayangi dipelihara, dilestarikan dan dihargai. Cabut rumput saja, menurut aturan adat Jalawastu sudah sangat tabu,” ungkapnya.

Dikatakan, Kampung Budaya Jalawatsu agar menjadi model pengembangan adar budaya yang ramah lingkungan berkat kepemimpinan adat masyarakat tersebut.

Baca Juga: Tekuwinan, Tradisi Unik dibulan Maulid yang Masih ada di Kabupaten Brebes

Dijelaskan, bahwa Masyarakat Jalawastu, kukuh mempertahankan nilai kejujuran, saling bergotong royong dan taat beribadah serta sebagai penjaga lingkungan sebagaimana diatur dalam adat istiadatnya.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Brebes Amin Budi Raharja menjelaskan, Dukuh Jalawastu telah sejajar dengan masyarakat adat lainnya yang telah dikenal lebih dahulu di Indonesia, seperti kaum Samin, masyarakat tengger Banyumas dan lain-lain.

Jalawastu mampu mencerminkan kesadaran masyarakat akan keberagaman budaya dan tradisi di Kabupaten Brebes. Betapapun kampung adat merupakan living culture yang berperan dalam pembentukan identitas sosial.

Baca Juga: Gadis Mungil Buah Hati Pasangan Atta Halilintar dan Aurel Jalani Ritual Tradisi Tedak Siten, Begini Penjelasan

Jalawastu merupakan komunitas masyarakat di lereng Gunung Kumbang dan Gunung Sagara yang melestarikan tradisi Sunda Jawa. Pedukuhan tersebut, telah terpelihara ratusan tahun lamanya dengan memegang teguh upacara adat budaya Ngasa yang digelar setiap Selasa Kliwon mangsa kasanga setiap tahunnya.

Sebagaimana terlihat pada Selasa 21 Maret 2017, sejak pukul 05.00 wib, bada subuh, puluhan ibu-ibu menggendong cepon dengan tangan kanannya menjinjing rantang seng, menyusuri bebukitan gunung kumbang Brebes. Mereka bergegas menuju Dukuh Jalawastu Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes dimana akan digelar upacara adat Ngasa.

Pantang makan nasi, daging dan ikan.

Baca Juga: Ruwat Bumi Hingga Suro Festival Kuatkan Tradisi Lestarikan Budaya Tegal

Lelaki tua yang disebut juru kunci Pesarean Gedong Makmur, beserta tetua lainnya dengan berpakaian putih-putih menyusul dibelakang rombongan ibu-ibu pembawa makanan.

Menurut penuturan Pemangku adat setempat Dastam menjelaskan, masyarakat Jalawastu pantang makan nasi beras dan lauk daging atau ikan. Yang tersedia adalah jagung yang ditumbuk halus sebagai makanan pokoknya dengan lauk lalapan dedaunan, umbi-umbian, pete, terong, sambal dan dedaunan lainnya.

Begitupun dengan piring dan sendok yang digunakan tidak menggunakan alat yang terbuat dari bahan kaca. Piring, sendok, cepon dan rantang yang digunakan mereka terbuat dari seng atau dedaunan.

Baca Juga: Catat! Ini Tafsir yang Benar Untuk Tradisi Rosulan Jelang Gelar Acara Hajatan

Upacara adat Ngasa ini telah dilaksanakan oleh warga secara turun-temurun sejak ratusan tahun silam. Upacara ini sebagai simbol tanda terimakasih kepada Tuhan yang maha kuasa atas segala nikmat yang telah dikaruniakan.

“Seperti di daerah pantai ada sedekah laut, di tengah-tengah ada sedekah bumi. Kami yang disini boleh dikata sebagai sedekah gunung,” ujar Dastam.

Upacara adat ini digelar setiap Selasa Kliwon pada Mangsa Kesanga. Gelaran Ngasa ini diadakan dalam kurun satu tahun sekali. Kali pertama, Ngasa digelar sejak masa pemerintahan Bupati Brebes IX Raden Arya Candra Negara.

Baca Juga: Tradisi Lebaran Idul Fitri di Kabupaten Tegal, Dari Bagi Pecingan Hingga Beli Baju Lebaran

Ngasa berarti perwujudan rasa syukur kepada Batara Windu Buana yang dianggap sebagai pencipta alam. Batara sendiri mempunyai ajudan yang dinamakan Burian Panutus. semasa hidupnya tidak makan nasi dan lauk pauk yang bernyawa.

“Semua itu, sebagai kebaktian kepada Batara,” imbuh Dastam.***

Editor: DR Yogatama

Sumber: jatengprov

Tags

Terkini

Terpopuler