PORTAL BREBES- Bagi masyarakat Jawa Tengah biasanya sebelum memulai acara Hajatan Pengantin atau Khitanan, akan didahului dengan Tradisi Rosulan.
Umunya, tradisi Rosulan digelar sehari sebelum hajatan. Sayangnya, tidak banyak orang tahu makna dari tradisi Rosulan itu.
Sehingga, pelaksanaan tradisi rosulan digelar tanpa makna. Biasanya, tuan hajat hanya mengundang beberapa tetangga lalu acara diisi dengan doa- doa tahlil dan pulangnya para tetangga dikasih bingkisan nasi bungkus yang disebut Brekat.
Baca Juga: Menyedihkan, Rumah Seorang Buruh Tani di Harjosari Tegal Ludes Terbakar
Menurut pemerhati hubungan kemasyarakatan dari Kota Tegal, Ustad Agus Santoso, pelaksanaan tradisi rosulan yang saat ini sering dilakukan ternyata salah kaprah.
Ustad Agus mengatakan, yang dimaksud dengan tradisi Rosulan sebenarnya adalah mengundang orang- orang yang nantinya akan diutus oleh tuan hajat guna kelancaran acara hajatan pengantin atau khitanan.
"Itulah mengapa disebut Rosulan, artinya Rosul itu kan utusan. Maka yang diundang itu orang- orang yang akan diutus," kata Ustad Agus.
Baca Juga: Simak! Apa Yang Disampaikan Kepala KSP Moeldoko Soal Kedaulatan Wilayah RI
Dijelaskan, di beberapa daerah, tradisi Rosulan juga ada yang menyebutnya Kubur-kubur. Itu dikarenakan di dalam Rosulan itu ada ritual memanjatkan doa bagi para leluhur tuan hajat yang sudah berada di alam kubur.
Di daerah Jawa Tengah lainnya mungkin saja ada yang menyebutnya tradisi gelar klasa atau gelar tikar. Itu dikandung maksud karena akan ada hajatan besar maka diawali dengan gelar tikar untuk pertama kalinya yang berisi ritual munajat doa bagi para ahli kubur.