KERAMAT! Berikut 7 Makam Ulama Penting di Ketanggungan Kabupaten Brebes, Simak Kisah Asalnya

- 10 Maret 2023, 19:23 WIB
ilustrasi ziarah ke makam keramat di Ketanggungan, Kabupaten Brebes
ilustrasi ziarah ke makam keramat di Ketanggungan, Kabupaten Brebes /Facebook / KISAH PARA AULIA/

PORTAL BREBES – Salah satu daerah Jawa Tengah, yakni Kabupaten Brebes, masih sangat kental dengan kepercayaan yang berkaitan dengan hal ghaib. Termasuk dengan adanya makam-makam keramat yang merupakan seorang tokoh penting di masa lampau.

Kali ini Portal Brebes akan merangkum beberapa makam keramat yang berada di Kabupaten Brebes. Makam tersebut sering dikunjungi atau di ziarahi oleh muslim-muslim yang lain.

Ziarah yang berarti mendatangi makam orang yang telah meninggal, lalu mendoakannya. Dengan harapan untuk mengingatkan akan kematian serta menguatkan iman.

Baca Juga: JOSS! Pemberian Subsidi Rp7 Juta untuk Pembelian Motor Listrik Bagi Masyarakat Kurang Mampu, Berikut Tujuannya

Dikutip Portal Brebes dari kanal Youtube PHOLO channel, berikut ini beberapa makam keramat yang ada di Kabupaten Brebes, tepatnya ketanggungan Brebes:

1. Syekh Rama Badawi

Syekh RamaBadawi merupakan seorang pejuang pada masa kolonial Belanda. Beliau juga termasuk penumpas oknum PKI kala itu. Syekh RamaBadawi merupakan uzlah dari Indramayu ke daerah wilayah Ketanggungan Brebes. Oleh karena itu Syekh Rama Badawi bermukim hingga wafat berada di Ketanggungan.

Perjuangan beliau dalam riwayat hidupnya, yakni menyiarkan agama Islam kemudian membangun masjid jami Ketanggungan dan masjid Pasarean.

Semasa hidupnya, masayarakat mempercayai beliau sebagai wali Allah SWT dengan segala karomah dan kealiman yang dimilikinya. Kini makam Syekh Rama Badawi berada di belakang pasar Ketanggugan Brebes, tepat di belakang masjid Pesarean Dukuh Tengah.

2. Makam Mbah Sufi

Mbah Sufi atau Kyai Bagus Muhammad Sufi, merupakan seorang pengikut Pangeran Diponegoro. Pada masa itu, kolonial Belanda memburu semua pengikut dari Pangeran Diponegoro, salah satunya yakni Mbah Sufi.

Mbah Sufi yang memiliki terkad sangat kuat, akhirnya menyusun kekuatan baru. Ia pun pergi menuju batang ke arah barat sampai akhirnya berada di Ketanggungan Dusun pinggiran, yakni pesantren yang kini telah menjadi Desa Kubangjati.

Mbah Sufi pun menetap di tempat tersebut sambil menyiarkan ajaran agama Islam. Mbah Sufi mernuoajan seorang salah satu dari para tokoh yang membangun masjid jami Izzul Islam Ketanggungan.

Karomah yang dimiliki beliau ialah, peziarah akan merasa tennang juga nyaman, serta merasakan suatu aura yang istimewa ketika datang berziarah di makam Mbah Sufi.

Konon dahulu para masyarakat menyaksikan bahwa saat ada seekor burung atau hewan apapun melintasi malam, maka akan terjatuh. Mbah Sufi wafat di Desa Kubangjati, lalu dimakamkan di area pemakaman umum Kubangjati Utara.

3. Kyai Haji Jazuli

Kyai Haji Jazuli berasal dari Desa Karangsuwung, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon. Beliau ini merupakan pengelola pondok pesantren ambik kala itu. Pondok pesantren amik sendiri didirikan pada saat pemerintahan Raden Mas Martana, yakni dalam catatan Pemerintahan Kabupaten Brebes tahun 1909 – 1920.

Dahulu kala, seorang Kanjeng Bupati Cirebon mendatangi Kabupaten Brebes, kemudian berkata jika harus ada pondok pesantren di Brebes. Empat tahun berlalu, jumlah para santri yang menimba ilmu di pondok pesantren tersebut, telah mencapai ribuan santri/santriwati.

Karena khawatir pondok pesantren tersebut dijadikan sebagai tempat pergerakan atau penggalang kekuatan untuk melawan penjajah, akhirnya pondok pesantren pun di bakar oleh kolonial Belanda.

Namun untungnnya, masjid Al Kurdi berhasil dipertahankan oleh para santri juga masyarakat setempat kala itu. Sehingga masjid Al Kurdi pun utuh, tidaklah terbakar. Kyai Haji Jazuli dimakamkan pada area Masjid Pondok Pesantren Amik Karangmalang.

4. Syekh Maulana Mimbar

Berikutnya ialah Syekh Maulana Mimbar. Beliau ini merupakan seorang keturunan dari Syekh Maulana Mansyuruddin Cikadeun Banten. Syekh Maulana Mimbar berasal dari wilayah Banten. Kemudian beliau menyiarkan ajaran agama Islam di wilayah padakaton, Ketanggungan Kabupaten Brebes.

Peninggalan Syekh Maulana Mimbar ialah masjid Al Mimbari padakaton yang terletak di tengah-tengah desa padakaton.

Syekh Maulana Mimbar merupakan seorang waliyullah yang populer akan kecerdasannya dalam bidang keilmuan, terkhusus ilmu agama Islam. Makamnya berada di pemakaman umum Desa padakaton.

5. Buyut Nasirun

Buyut Nasirun merupakan seorang uzlah dari gunung Cirebon menuju ke wilayah Ketanggungan. Kala itu pada zamannya, terjadi banyak kasus perampokan juga pembegalan. Kemudian dengan karomah dan gagah beraninya, Buyur Nasirun melumpuhkan para perampok besar yang menjadi keresahan bagi masyarakat setempat.

Bupati Brebes, Pusponegoro pada masa itu memberikan sebuah hadiah berupa tanah kepada Buyut Nasirun. Saat ini tanah tersebut bernama desa tanggungsari, yang mana nama tanggungsari tersebut merupakan singkatan dari Ketanggungan dan Gunungsari.

Ketika wafat, beliau di makamkan pada pemakaman umum yang letaknya berada di sebelah Utara Desa tanggungsari.

6. Syekh Maulana Mansyur

Selanjutnya yaitu Syekh Maulana Mansyur, yang asalnya dari Banten kemudian melakukan perjalanan uzlah ke Kuningan Cirebon. Perjalanannya diteruskan hingga pada akhirnya di desa yang kala itu terdapat sebuah pesantren.

Syekh Maulana Mansyur membantu dalam menyiarkan agama Islam pada pesantren tersebut. Pada masa itu, ada sebuah karomah serta kelebihan yang dimiliki beliat yang disaksikan langsung oleh masyarakat.

Kala itu, bedug yang dimiliki Syekh Maulana Mansyur jika ditabuh saat memasuki waktu shalat, bunyinya akan terdengar sampai pada alun-alun Brebes. Konon bedug tersebut terbuat dari batangan pohon kayu besar yang tadinya hanyut di sungai. Kemudian batang pohon tersebut di belah menjadi tiga bagian. Beliau mendapatkan bagian paling pangkal untuk membuat sebuah bedug di pesantren.

Diketahui bahwa kayu bagian tengah dibagikan ke Mbah Sufi Kubangjati untuk pembangunan masjid jami Ketanggungan, lalu yang paling pucuk dibagikan ke Mbah Mimbar padakaton untuk membuat sebuah mimbar masjid padakaton.

7. Kyai Haji Abu Bakar

Terakhir ialah Kyai Haji Abu Bakar, yang merupakan seorang putra ulama thoriqot, yakni Kyai Haji Muhammad. Beliau juga merupakan seoorang murid dari Syekh Kholil Bangkalan Madura, serta seorang Kyai yang ikut berjuang melawan kolonial Belanda dengan segala karomahnya.

Masyarakat setempat pun mensepuhkan beliau di daerah tersebut. Kyai Haji Abu Bakar wafat, kemudian dimakamkan di belakang Madrasah dukuhbadag bersama dengan makam keluarga.

Itulah tujuh makam keramat yang berada di Ketanggungan Brebes yang sampai saat ini ramai di ziarahi oleh masyarakt. Namun hal yang perlu diperhatikan, makam-makam ini tidak diperkenankan sebagai pemujaan atau hal-hal dengan niat yang menyimpang.***

Editor: Yudhi Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah