Alasan Keselamatan dan Keamanan, AS Hentikan Operasi 2 Konsulat di Rusia

19 Desember 2020, 20:30 WIB
Presiden AS Donald Trump tengah berbincang-bincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. /

 

PORTAL BREBESMenteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dengan konsultasi bersama Duta Besar John Sullivan, memutuskan untuk menutup konsulat dengan merujuk pada alasan keselamatan dan keamanan akibat Covid-19 di Vladivostok serta menangguhkan operasi konsulat di Yekaterinburg, Rusia.

"Keputusan yang merupakan bagian dari upaya yang tengah dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan operasi misi diplomatik AS di Federasi Rusia itu disebut tidak berdampak pada konsulat Rusia di AS,” kata kementerian, tanpa menjelaskan lebih rinci seperti yang dikutip PortalBrebes.com dari laman ANTARA, Sabtu (19/12/2020).

Baca Juga: Museum Mini dan Perpustakaan di Areal Makam Bung Karno Terbuka untuk Wisatawan

Sebelumnya, ketika ditanya pada pekan ini mengenai laporan media Rusia bahwa dua konsulat mungkin akan ditutup, Kedutaan Besar AS di Moskow menyebut pihaknya telah menangguhkan operasi di Vladivostok dan mengurangi pekerjaan di Yekaterinburg pada Maret karena pandemic Covid-19.

Bagaimanapun, relasi AS-Rusia mengalami ketegangan karena beragam isu, misalnya konflik di Suriah hingga Ukraina, juga tuduhan bahwa Rusia telah mencampuri urusan politik dalam negeri AS, yang dibantah Moskow.

Baca Juga: Travelling, Kebutuhan dan Hobi Baru Pevita Pearce. Pantai Salah Satu Destinasi Wisata Favoritnya

 Pompeo juga menyebut pada Jumat (18/12) bahwa terbukti ‘cukup jelas’ Rusia terlibat dalam serangan yang membuat tim keamanan jaringan siber di seluruh dunia susah payah untuk mengurangi kekacauan.

Namun, Pemerintah Rusia menolak tudingan tersebut.

Baca Juga: Mesin Kapal Mati, Tiga Nelayan Asal Kolaka Hilang Terseret Arus

Dalam konferensi pers tahunan pada Kamis (17/12), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ia berharap Presiden Terpilih AS Joe Biden akan membantu menyelesaikan sejumlah isu sulit dalam hubungan antara Moskow dengan Washington.

Para peretas yang diyakini bekerja untuk Rusia juga dituding melakukan peretasan terhadap lembaga pemerintah dan perusahaan swasta AS.***

Editor: Eko Saputra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler