Sepanjang Tahun 2020 Banyak Restoran di Jepang Bangkrut. Apa Penyebabnya?

- 12 Desember 2020, 22:39 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Pixabay/

PORTAL BREBES - Sumlah kebangkrutan di industri makanan Jepang kemungkinan akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2020.

Ini karena banyak perusahaan berjuang untuk memulihkan arus kas mereka di tengah pandemi virus korona yang sedang berlangsung.

Menurut survei yang dilakukan Tokyo Shoko Research, kebangkrutan perusahaan dengan utang minimal 10 juta yen dari Januari hingga November tercatat sebesar 792, meningkat 8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kebangkrutan dikarenakan adanya aturan dari pemerintah untuk membatasi jam operasional. Ini menyusul adanya wabah covid. Angka tersebut hampir pasti akan melampaui rekor tahunan sebelumnya yaitu 800 yang ditetapkan pada tahun 2011.

Baca Juga: Taman Hiburan Jepang 'Super Mario' akan Dibuka pada Februari 2021

Restoran yang mengkhususkan diri pada masakan tertentu, seperti makanan Jepang atau ramen, merupakan bagian terbesar dari kebangkrutan pada 192. Disusul oleh kafetaria dan restoran di 184, dan pub bergaya Jepang Izakaya di 162.

Berdasarkan prefektur, Osaka mengalami kebangkrutan paling banyak di antara restoran dengan 146 kasus, diikuti oleh Tokyo di 129 dan Aichi di 76.

Sebagai tanda bahwa COVID-19 juga berdampak pada perusahaan dalam skala yang lebih kecil, jumlah kebangkrutan berjumlah sekitar 2.400 jika memperhitungkan bisnis yang secara sukarela tutup atau bangkrut dengan hutang kurang dari 10 juta yen.

Baca Juga: Jepang Luncurkan Dua Satelit Pengintai Data Bencana Alam

Halaman:

Editor: Harviyanto

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x