Dua Kecamatan di Kabupaten Tegal Dikategorikan Miskin Ekstrim, Begini Kondisinya

- 20 Mei 2022, 22:40 WIB
Penampakan rumah warga Desa Argatawang, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal yang sudah tidak layak huni.
Penampakan rumah warga Desa Argatawang, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal yang sudah tidak layak huni. /Rrb/

PORTAL BREBES - Dua kecamatan di Kabupaten Tegal dikategorikan sebagai miskin ekstrim. Hal itu mengemuka setelah adanya usulan rumah tidak layak huni (RTLH) ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Koordinator Wilayah Perumahan Jawa Tengah Kementerian PUPR Wahyu Hidayat membenarkan jika Kabupaten Tegal mendapat usulan alokasi RTLH untuk penanganan kemiskinan ekstrim.

Diusulkan ada dua wilayah kecamatan. Yakni Kecamatan Bojong dan Jatinegara. Khusus di Kecamatan Jatinegara terdapat dua desa, meliputi Desa Argatawang sebanyak 38 kepala keluarga (KK) miskin dan Desa Sumbarang 54 KK miskin.

Baca Juga: Detik-detik Pemakaman Jenazah Mantan Ketua DPRD Kabupaten Tegal Agus Salim, Ribuan Pelayat Menangis

"Data itu dari BKKBN berdasarkan dari hasil pendataan keluarga tahun 2021," kata Wahyu, saat mengunjungi rumah miskin di Desa Argatawang, baru-baru ini.

Wahyu menyatakan, sebelum mendapatkan bantuan, para keluarga miskin itu diverifikasi dan didata lebih dulu.

Hasil dari verfikasi akan dilaporkan ke Kementerian PUPR. Sedangkan untuk realisasinya, Wahyu tidak bisa menjanjikannya.

"Untuk pelaksanaannya tergantung dari pusat," ucapnya.

Baca Juga: Kronologi Meninggalnya Mantan Ketua DPRD Kabupaten Tegal Agus Salim, Berawal dari Sakit ini

Dia menambahkan, apabila usulannya itu direalisasi, maka setiap KK akan mendapatkan bantuan untuk RTLH sebesar Rp 20 juta. Nominal itu mengalami peningkatan dari sebelumnya yang hanya Rp 17,5 juta.

"Ada tambahan Rp 2,5 juta untuk biaya tukangnya," imbuhnya.

Sementara, Uripah, salah satu warga Desa Argatawang berharap rumahnya segera mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sebab, kondisi rumahnya saat ini sudah rusak. Setiap turun hujan atapnya bocor.

Lantainya juga masih berupa tanah. Dia mengaku tidak sanggup membetulkan rumahnya karena kondisi keuangan yang tidak memadahi.

Baca Juga: Proyek Jalan di Brebes Menuai Kritik, Pemborong Dinilai Abaikan Keselamatan Pekerja

Terlebih saat ini suaminya juga sedang sakit. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia hanya mengandalkan dari tetangga ketika tenaganya dibutuhkan.

"Boro-boro untuk membetulkan rumah, untuk makan sehari-hari dan biaya anak sekolah saja juga sulit," ucapnya sedih.

Selain Uripah, kondisi rumah warga lainnya juga sama. Dinding rumah mayoritas masih menggunakan kayu dan anyaman bambu (bahasa jawa; geribik). Lantainya juga masih berupa tanah. Atapnya seng tanpa plafon atau eternit.***

 

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah