Hal itu karena menanam tebu butuh modal besar. Dibeberkan, menanam tebu dibutuhkan modal sekitar Rp 35 juta perhektare.
Karena itu, diharapkan penanaman tebu ini bisa menghasilkan keuntungan.
“Kami berharap dukungan semua pihak untuk menyukseskan program ini,” ucapnya.
Dirut Sinergi Gula Nusantara (SGN), Aris Toharisman mengaku saat ini dirinya tengah mengelola 36 pabrik gula yang tersebar di Jawa Timur, Jawa tengah, Sumatera, dan Sulawesi.
Kini, SGN menjadi pabrik gula terbesar di Indonesia dengan kontribusi sekitar 33 persen dari produksi gula nasional.
“Kami optimis Perhutani akan menghasilkan tebu yang berkualitas baik. Perhutani yang baru menanam 1-2 tahun telah menghasilkan produktivitas rata-rata 67 ton perhektare. Angka itu sama dengan kami yang sudah ratusan tahun menanam tebu,” ujarnya.
Baca Juga: Primbon Jawa Mencatat, Watak Orang Kelahiran Kamis Kliwon Cenderung Terlalu Heboh di Angan-Angan
Sementara itu, Adm KPH Balapung Haris Setiana menambahkan, awalnya KPH Balapulang menargetkan lahan seluas 498,4 hektare. Namun, karena ada indikatif dan permasalahan sosial, sehingga lahan yang akan ditanami tebu hanya seluas 410 hektare.
“Lahan itu berada di BKPH Margasari seluas 368,4 hektare dan BKPH Larangan seluas 21,4 hektare,” tandasnya.***