PORTAL BREBES – Usai menindaklanjuti aduan masyarakat tentang kondisi jembatan Kali Kemiri yang tidak layak, akhirnya Ketua DPRD Kabupaten Tegal mengusulkan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk jembatan itu.
Jembatan Kali Kemiri tersebut direncanakan akan dibangun pada tahun 2023 mendatang
Hal tersebut disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Moh Faiq saat meninjau Jembatan Kali Kemiri usai menggelar kegiatan penyerapan aspirasi (Reses) di Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Sabtu 2 Desember 2022.
Menurutnya, bahwa Jembatan Kali Kemiri akan direncanakan dan dibangun pada tahun 2023 mendatang. Pihaknya sudah mengusulkan pada APBD II Kabupaten Tegal sebesar Rp3 miliar.
"Semoga tahun depan bisa secepatnya dibangun," kata Faiq.
Selain itu, Faiq menilai ada tumpukan sampah yang tersangkut ditiang bawah jembatan, sehingga mengakibatkan arus sungai yang tak mengalir.
Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru 2023, Satlantas Polres Tegal Akan Luncurkan Tim Urai
“Jadi ada beban yang terus menumpuk sehingga menghantam konstruksi penyangga jembatan yang mengakibatkan jembatan tersebut ambruk,” ujarnya.
“Kita liat bersama, ini sudah rusak parah dan harus segera ditindaklanjuti, dirinya mengajak kolaborasi stakholder agar memfasilitasi perbaikan jembatan tersebut,” pungkasnya.
Baca Juga: Tim GTRA Usulkan Kelurahan Peslor Sebagai Kampung Reforma Agraria
Dikatakan, jembatan Kali Kemiri merupakan penghubung bagi masyarakat, petani, pegawai, karyawan yang menggunakan jalur tersebut.
“Oleh karena itu, mari kita berkolaborasi dan ini merupakan tanggung jawab bersama,” ungkapnya.
"Warga memang sering mengadu ke kami terkait jembatan itu. Sehingga saya akan merealisasikan di tahun 2023 mendatang. Semoga tidak ada halangan," tambahnya.
Baca Juga: Pengurus BPPD Resmi Dilantik, Bakal Kembangkan Pariwisata di Tegal
Sementara, Kepala Desa Kupu, Miftah mengaku sangat bersyukur Jembatan Kali Kemiri direncanakan akan dibangun kembali. Dia mengisahkan, jembatan tersebut dibangun sejak tahun 1980. Kala itu, dibangun menggunakan anggaran swadaya masyarakat.
"Saya masih ingat sekali, waktu itu warga iuran untuk membangun jembatan itu. Saya ingat karena waktu itu, kepala desanya adalah Pak De saya," kata Miftah.***