Perlunya Kompensasi Lingkungan untuk Menyelamatkan Ekosistem Pesisir

- 15 Februari 2024, 09:18 WIB
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno (tengah, memakai kemeja batik) berfoto bersama jajaran Kementerian LHK dan unsur Forkopimda Kabupaten Tegal sesaat sebelum melakukan penanaman bibit pohon cemara di Pantai Padaharja, Kecamatan Kramat,
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno (tengah, memakai kemeja batik) berfoto bersama jajaran Kementerian LHK dan unsur Forkopimda Kabupaten Tegal sesaat sebelum melakukan penanaman bibit pohon cemara di Pantai Padaharja, Kecamatan Kramat, /Doc/

PORTAL BREBES – Abrasi di daerah pesisir pantai utara akibat perubahan iklim, kerusakan ekosistem mangrove, dan penurunan permukaan tanah menjadi persoalan lingkungan di sebagian pesisir utara Jawa. Selain itu, wilayah pesisir juga paling banyak menanggung dampak lingkungan dari aktivitas ekonomi manusia di hulu hingga hilir.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ade Palguna saat berlangsung penanaman bibit pohon serempak di seluruh Indonesia tingkat Jawa Tengah dalam rangka peringatan Hari 7 Februari 2024 kemarin.

Menurut Ade, tekanan dampak lingkungan di kawasan pesisir akan semakin berat seperti halnya sampah dan limbah yang terangkut ke laut melalui sungai mengakibatkan rusaknya ekositem pesisir dan biota laut hingga tergangggunya rantai makanan.

Baca Juga: Pastikan Pemungutan Suara Berjalan Aman, Kapolres Tegal Kota Tinjau Pengamanan TPS

Selain itu, abrasi juga menjadi salah satu ancaman nyata atas keberlangsungan ekosistem di wilayah pantai, termasuk kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Sehingga menurutnya perlu ada mekanisme kompensasi terhadap daerah hilir yang sudah dicemari orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

“Pemerintah harus mulai merencanakan sebuah kompensasi untuk warga masyarakat hilir yang tidak banyak mendapatkan kompensasi dari kegiatan pembangunan yang sudah dilakukan di hulu,” ujar Ade.

Menurutnya, masyarakat yang tinggal di hilir seperti kawasan pesisir pantai ini merasakan dampak negatif paling besar dari aktivitas pembangunan besar-besaran di kawasan hulu. Hal ini memang tidak dirasakan oleh mereka yang tinggal di hulu. Bahkan disayangkan, tidak banyak yang sadar akan ancaman serius yang dihadapi masyarakat pesisir akibat aktivitas perekonomian di hulu.

Baca Juga: Kenakan Blangkon dan Baju Lurik, Wali Kota Tegal Beserta Isteri Nyoblos di TPS 57 Kelurahan Brebes

Sehingga melalui kegiatan penanaman 1.100 bibit pohon cemara laut (Casuarina equisetifolia) pada lahan pisisir pantai seluas satu hektare ini diharapkan bisa menggugah perhatian dan kepedulian lebih banyak pihak akan persoalan lingkungan dan kerusakan ekosistem di kawasan pesisir, selain meminimalisir terjadinya abrasi dan menahan laju ombak di pantai utara ini.

“Kegiatan ini menjadi kolaborasi kita bersama antara masyarakat dan pemerintah. Sebab konteks pelestarian dan penyelematan lingkungan hidup dan kehutanan tidak bisa dilakukan sendiri, harus bersama-sama seperti yang kita lakukan saat ini,” ucapnya.

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x