Begini Penjelasan Tentang Malam 1 Suro Sama dengan 1 Muharram

30 Juli 2022, 00:47 WIB
Ilustrasi malam satu Suro. /Pexels/Pixabay

PORTAL BREBES – Umat muslim di seluruh dunia merayakan tahun baru pada 1 Muharram pada penanggalan Hijriah. Di Indonesia sendiri khususnya di Jawa, peringatan 1 Muharram bebarengan dengan malam 1 Suro.

Portalbrebes mengutip dari Pikiran-Rakyat.com, bahwa masyarakat Jawa rupanya memiliki perayaan sendiri yang didasarkan pada kalender Jawa kuno, yakni malam 1 Suro.

Orang Jawa memandang bulan Suro sama istimewanya dengan bulan Muharram dalam Islam ketika amal kebaikan harus ditingkatkan.

Baca Juga: Polisi : Jika Masih Bandel, Odong-odong di Jalan Raya Bakal Kami Sita!

Mengapa malam 1 Suro pada tahun baru penanggalan Jawa dan 1 Muharram pada penanggalan Hijriah jatuh pada waktu bersamaan?

Persamaan 1 Suro Penanggalan Jawa dan 1 Muharram Islam

1 Suro adalah awal tahun bulan pertama pada Tahun Baru Jawa bertepatan dengan 1 Muharram yang menjadi tahun baru umat Islam.

Penanggalan pada Kalender Jawa pertama kali dicetuskan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo pada 1640.

Sultan Agung Hanyokrokusumo menjadikan kalender Hijriah Islam sebagai sumber acuan dalam menyusun kalender Jawa.

Baca Juga: Begini Tanggapan Ridwan Kamil Setelah Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Bullying di Tasikmalaya

Pergantian hari dalam kalender Jawa pun mengikuti kalender Hijriah yakni menghitung pergantian hari selepas matahari terbenam atau Magrib.

Sehingga, perayaan 1 Suro diperingati pada malam sebelum tanggal 1 Suro pada kalender Jawa.

Perbedaan Penanggalan Jawa dan Islam

Akan tetapi, ada perbedaan antara penanggalan kalender Jawa dan Hijriah.

Jika penanggalan Hijriah didasarkan pada kalender bulan (lunar), maka penanggalan Jawa merupakan gabungan kalender lunar, matahari, dan sedikit warisan dari kebudayaan Hindu.

Baca Juga: Begini Fakta Video Mesum Diduga Guru di Ciamis, Pemeran Pria Tak Diketahui Rimbanya

Tidak hanya sampai di situ, kalender Jawa memiliki dua sistem perhitungan yakni mingguan sebanyak 7 hari, dan pasaran sebanyak 5 hari.

Sementara itu, siklus kalender Jawa menggunakan sistem windu (8 tahun) sehingga pada tahun ke 8 Jawa, jatuhnya tanggal 1 Suro berselisih satu hari.

Bagi masyarakat Jawa yang mengenal pasaran, malam 1 Suro yang jatuh pada Jumat Legi dipandang sebagai keramat dan suci.

Pada perayaan malam 1 Suro, masyarakat Jawa dilarang melakukan dosa jika tak ingin kena malapetaka dan dianjurkan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.

Baca Juga: Ini Waktu Tepat untuk Membaca Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam atau 1 Muharram

Makna 1 Suro dan 1 Muharram

Karena malam 1 Suro begitu istimewa dalam kehidupan masyarakat Jawa, maka peringatannya juga memiliki yang mendalam.

Bagi masyarakat Jawa, malam 1 Suro dan pergantian tahun menjadi momen yang sangat keramat dan disucikan sehingga sangat cocok untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hal tersebut sama dengan makna Muharram bagi umat Islam dan bulan tersebut merupakan salah satu dari 4 bulan yang diistimewakan Allah SWT.

Baca Juga: Tarif Obyek Wisata PAI Tegal Kategori Bulanan dan Sewa Lapak Juga Ikut Naik, Ini Penjelasannya

Sepanjang bulan Suro, orang Jawa harus selalu bersikap eling (ingat) kepada Allah SWT, waspada terhadap dosa, dan selalu berbuat baik.***

Editor: Dewi Prima Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler