PORTAL BREBES - Dalam menjadi orang tua, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa pola asuh yang diterapkan mendukung tumbuh kembang anak dengan cara yang sehat.
Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari bahwa tanpa disengaja, mereka mungkin menerapkan apa yang disebut sebagai "toxic parenting" atau pola asuh toksik.
Pola asuh ini tidak hanya membahayakan perkembangan anak secara fisik, tetapi juga psikologis. Mari kita gali lebih dalam untuk mengenali ciri-ciri toxic parenting dan dampaknya, serta cara menghindarinya agar anak-anak kita bisa tumbuh menjadi individu yang kuat dan percaya diri! Berikut ciri-cirinya.
- Kontrol Berlebihan
Dalam upaya melindungi, orang tua terkadang terlalu mengontrol, membuat anak tidak memiliki ruang untuk belajar dari pengalaman. Anak perlu merasakan kebebasan untuk mengasah kepercayaan dirinya dan kemampuan mengambil keputusan.
- Kritik yang Tidak Berhenti
Kritik yang terus-menerus dan tidak konstruktif akan menanamkan rasa tidak berharga pada anak. Setiap anak adalah unik dan berhak menerima pengakuan atas usahanya, bukan hanya kritik.
- Manipulasi Emosional
Menggunakan emosi untuk mengontrol anak menciptakan rasa bersalah dan ketidakberdayaan. Komunikasi yang sehat dan mendukung adalah kunci dalam membangun kepercayaan dan keterbukaan antara orang tua dan anak.
- Perbandingan yang Tak Adil
Membandingkan anak dengan orang lain hanya akan merusak kepercayaan diri mereka. Setiap anak memiliki jalannya sendiri, dan penting bagi orang tua untuk menghargai individualitas mereka.
- Kekerasan Fisik atau Verbal
Ini adalah bentuk toxic parenting yang paling jelas. Kekerasan, baik fisik maupun verbal, menciptakan trauma dan ketakutan, menghambat kemampuan anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara emosional.
Baca Juga: Segarnya Kebangetan! Resep Es Semangka Susu yang Mudah Dibuat di Rumah!