PORTAL BREBES - Sudah setahun lebih wabah Covid-19 menyerang Indonesia. Tak terhitung berbagai cara dan upaya dilakukan oleh masyarakat untuk bertahan menghadapi imbas pandemi tersebut.
Sebagai umat beragama tentu masyarakat menyandarkan harapannya melalui agama untuk menyelesaikan persoalan kehidupan yang satu ini. Banyak masyarakat yang merasa gagap dan bingung untuk menjalankan aktivitas sosial serta ritual keagamaan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI mengadakan survey tentang peran agama di masa pandemi Covid-19.Survey ini bermaksud untuk melihat sejauh mana agama atau keberagamaan berperan bagi kesehatan mental dan spiritual masyarakat.
Baca Juga: Membawahi 160 Portal Berita, Pikiran Rakyat Media Network Lahirkan Para Penguji UKW
Tujuan survey ini pada dasarnya memetakan kebutuhan ke arah pelayanan keagamaan oleh pemerintah dan atau pihak terkait. Angket survey diedarkan pada 8-12 Maret 2021 secara daring di tautan bit.ly/Agama-Pandemi.
Semua orang dapat menjadi responden survey daring ini. Jika beruntung akan mendapat reward berupa voucher pulsa senilai Rp150.000 (20 responden yang dipilih secara acak).
Seperti diketahui, agama sangat berperan penting dalam mengatur kehidupan masyarakat. Masing-masing agama mempunyai cara bagi pemeluknya untuk menghadapi pandemi ini.
Seperti pernah disampaikan oleh profesor riset sekaligus peneliti ahli utama PMB LIPI, Prof. Dr. Endang Turmudi, bahwa dalam sejarah umat Islam, wabah virus pernah terjadi dan bisa dihindari melalui pengetahuan.
Cara yang dilakukan oleh umat Islam pada jaman dahulu adalah dengan melakukan beberapa hal seperti, tenang dan tidak takut, menjauhi orang sakit dan untuk beberapa saat menutup pasar, masjid serta melakukan sembahyang di rumah..
Sementara itu peneliti yayasan Widya Kerthi Universitas Hindu Indonesia, Denpasar Bali, Ni Made Putri Ariyanti, S.Pi menjelaskan, filosofis agama hindu yang diterapkan adalah konsep Tri Hita Karana. Sementara untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan menerapkan konsep Niskala dan Sekala "Ngeneng dan Ngening".
Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Rabu, 10 Maret 2021 : Bersiaplah Menghadapi Tantangan yang Akan Datang
Konsep ini senantiasa menjaga keselarasan antara Sekala (konsep yang terlihat) dengan Niskala (konsep yang tidak terlihat) baik secara vertikal hubungan manusia terhadap tuhan, lingkungan maupun horizontal hubungan dengan sesama manusia.
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pdt. Jacklevyn Manuputy menjelaskan dari sudut pandang Kristen, mayoritas umat mengambil sikap rasional dan menggugurkan pandangan fatalistik dalam beriman.
Sementara dari sudut pandang Budha, Bikhu Dhammasubho Mahatera, perwakilan Dewan Sesepuh Sangha Theravada Indonesia menjelaskan bahwa ada tiga landasan dasar ajaran dan anjuran tentang Dana, Sila dan Samadhi.
Dana yaitu kerelaan, Sila merujuk pada pengendalian diri tertib bertata susila dan Samadhi adalah pengendalian batin dan pikiran.***