PORTAL BREBES - Nasib petani di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat sangat memprihatinkan. Di tengah musim panen padi dewasa ini, harga gabah merosot drastis bahkan sampai rela menjual gabah kondisi Gabah Kering Giling (GKG) secara obral hanya Rp3000/Kg asal ada yang membeli.
Sementara di sisi yang lain, rencana pemerintah melakukan impor satu juta ton beras kendati banyak menuai pertentangan berbagai kalangan karena dilaksanakan di saat petani panen raya padi tak menjadikannya surut langkah.
Anjloknya harga gabah di tingkat petani berbarengan panen raya padi diungkapkan seorang petani di Desa Panyingkiran, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Ia rela menjual dengan harga Rp300.000 per kuintal untuk Gabah Kering Giling, asalkan ada yang bersedia membeli.
Hal itu dilakukan karena tidak ada jalan keluar dan merasa putus asa setelah berkeliling mendatangi 7 bandar gabah di dua desa di Kecamatan Jatitujuh, dan ternyata tidak ada seorang bandar pun yang bersedia membeli.
Alasan bandar menolak pembeli konon alasannya tidak ada uang. “Diobral saja. Bagaimana ya ini gabah tidak ada yang beli. Kalau untuk dimakan sampai panen lagi juga hanya butuh 10 karung,” kata Aep yang mengaku putus asa tidak mendapatkan uang dari hasil panen tanaman padinya.
Dia memprediksi ada yang mempermainkan harga gabah petani, jika pemerintah tidak segera turun tangan menyelamatkan gabah petani.
Baca Juga: Sinopsis Sinetron India Kulfi Senin 22 Maret 2021, Suara Nyanyian Kulfi Mampu Membius Bhola
“Saya pusing, ada padi yang masih belum dipanen. Padi yang telah dipanen tidak laku,“ kata Aep.