Muncul Sejumlah Klaster Baru Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir, Diantaranya di Jawa Tengah

- 30 April 2021, 18:42 WIB
Dalam sepekan terkahir ditemukan sejumlah klaster baru penyebaran Covid-19 di Indoenesia diantaranya di Jawa Tengah/Pixabay
Dalam sepekan terkahir ditemukan sejumlah klaster baru penyebaran Covid-19 di Indoenesia diantaranya di Jawa Tengah/Pixabay /


PORTAL BREBES - Kementerian Kesehatan melaporkan adanya temuan klaster baru Covid-19 dalam sepekan terakhir yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia akibat perilaku abai masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Sejumlah klaster baru itu diantaranya seperti perkantoran, buka puasa bersama, Tarawih di Banyumas, mudik di Pati hingga takziah di Semarang.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Covid-19 Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat 30 April 2021.

Siti Nadia mengatakan kemunculan klaster baru tersebut sangat mengkhawatirkan sebab tingkat penyebaran virus yang bersifat masif sehingga jumlah warga yang positif terinfeksi Covid-19 meningkat dalam waktu singkat.

Dikatakan Siti Nadia lebih jauh, situasi itu bisa terjadi karena dalam waktu yang singkat terjadi interaksi tanpa menjalankan protokol kesehatan yang tepat.

Di kesempatan yang sama Siti Nadia juga mengungkapkan terdapat tiga faktor utama pemicu klaster baru, di antaranya kelalaian masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan. "Terutama saat melaksanakan ibadah Tarawih berjamaah," tandasnya

Baca Juga: Viral ! Anak Umur 12 Tahun Kemudikan Truk Kontainer di Jalan Ramai

Contohnya, kata dia, seperti yang terjadi pada kluster di Banyumas, Jawa Tengah. Kemenkes melaporkan sebanyak 51 peserta Tarawih dinyatakan tertular Covid-19.

"Sebanyak 51 orang ini tertular saat Shalat Tarawih di dalam dua masjid yang berbeda dan terpapar Covid-19 setelah ada satu jamaah yang sudah positif tetap memutuskan shalat berjamaah," katanya.

Untuk itu Siti Nadia berpesan agar kebijakan relaksasi yang diberikan pemerintah terhadap aktivitas ibadah tetap diiringi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan secara ketat.

Faktor kedua, kata Siti Nadia, adalah aktivitas buka puasa bersama. "Pada prinsipnya makan dan berbicara pada saat makan bersama menjadi faktor yang sangat memungkinkan terjadinya penularan virus ini," ujarnya.

Faktor ketiga, akibat adanya kluster lain termasuk perkantoran, takziah, hingga aktivitas mudik bersama.

"Tentunya kembali harus dilakukan dengan protokol kesehatan untuk kita mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan," katanya.

Baca Juga: Viral, Surat Resmi Lurah Di Jombang Minta THR dan Parsel Lebaran Kepada Pengusaha

Seperti diberitakan sebelumnya, kerumunan masih menjadi salah satu media meluasnya penularan virus Covid-19. Seperti terjadi di Banyumas, tepatnya di Desa Pakaja kecamatan Kecamatan Kalibagor serta Di Tanggeran Kecamatan Somagede.

Di dua desa tersebut puluhan orang jamaah salat tarawih terkonfirmasi positif Covid-19 pada Kamis 29 April 2021.

Pihak desa pun akhirnya melakukan disinfeksi dan menutup dua masjid serta musala di wilayah tersebut.

Kasus tersebut bermula dari satu orang jamaah yang sudah sakit tetapi memaksakan diri mengikuti salat tarawih berjamaah.

Bermula ketika Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas menemukan dua kasus positif dari jamaah salat tarawih di Desa Pekaja.

Dinkes kemudian melakukan tracing dan testing terhadap kontak erat dan hasilnya, terkonfirmasi positif sebanyak 45 orang.

Menanggapi kejadian tersebut Bupati Banyumas Achmad Husein akan mengadakann pertemuan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Banyumas dan tokoh agama untuk pembahasan lebih lanjut

"Yang pasti, kami akan minta adanya peningkatan protokol kesehatan. Bentuknya seperti apa?itu tergantung dari hasil pertemuan tersebut," tuturnya.***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x