Novi Bupati yang Terkena OTT KPK Disebut Memiliki 36 Perusahaan dan Tidak Pernah Ambil Gaji

- 10 Mei 2021, 13:16 WIB
Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat tertangkap OTT KPK Senin, 10 Mei 2021.
Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat tertangkap OTT KPK Senin, 10 Mei 2021. /Hening Prihatini/Instagram Novi Rahman H

PORTAL BREBES – Kabar tentang ditangkapnya Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK mengejutkan banyak pihak.

Sebabnya, Novi Rahman Hidayat selama ini dikenal sebagai sosok yang dipuji berbagai pihak.

Di samping disebut-sebut tidak pernah mengambil haji, sebelum terjun ke dunia politik ia merupakan seorang pengusaha yang memiliki 36 perusahaan yang dirintis sejak masih kelas 3 SMA.

Ke 36 perusahaannya ada yang bergerak di bidang tambang nikel, batu bara bahkan ia memiliki 120 Bank Perkreditan Rakyat, dan masih banyak lagi.

Dilansir PortalBrebes.Com dari lama Pikiran-Rakyat.Com pada artikel bertajuk, Profil Novi Rahman Hidayat, Bupati Nganjuk yang Konon Tak Pernah Ambil Gaji, sebagai pemilik 36 perusahaan, Novi Rahman Hidayat disebut-sebut memiliki total karyawan 40.000 orang.

Baca Juga: PP Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri 1442 H Jatuh Pada Kamis 13 Mei 2021

Tentang alasannya terjun ke dunia politik dan menjadi Bupati Nganjuk, lantaran merasa ‘gemas’ karena kampung halamannya tersebut tidak mengalami kemajuan.

Oleh karena itu, dia memilih meninggalkan perusahaan dan menyerahkan manajemennya kepada para profesional.

Novi Rahman Hidayat merupakan politisi PKB yang menjabat sebagai Bupati Nganjuk Periode 2018-2023, dan didampingi oleh Marhaen Djumadi sebagai wakilnya.

Sebelum terjun ke dunia politik, dia merupakan seorang pengusaha yang memiliki 36 perusahaan yang dirintis sejak masih kelas 3 SMA.


Sebagai pemilik 36 perusahaan, Novi Rahman Hidayat memiliki total karyawan 40.000 orang.

Novi Rahman Hidayat memiliki tambang nikel, batu bara, 120 bank perkreditan rakyat, dan masih banyak lagi.

Dia memilih terjun ke dunia politik dan menjadi Bupati Nganjuk, lantaran merasa ‘gemas’ karena kampung halamannya tersebut tidak mengalami kemajuan.

Oleh karena itu, dia memilih meninggalkan perusahaan dan menyerahkan manajemennya kepada para profesional.

Baca Juga: KPK Tangkap Tangan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat Diduga Terkait Jual Beli Jabatan

Novi Rahman Hidayat bahkan memberikan para profesional tersebut saham, agar mereka lebih merasa memiliki perusahaan yang dikelola.

Dia juga menarik seluruh keluarganya dari perusahaan, agar manajemen profesional tidak terganggu oleh pengaruh keluarga.

Tak mengherankan hingga Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) ketujuh, Dahlan Iskan memberikan apresiasi terhadap langkah Novi Rahman Hidayat.

Hal itu sebagaimana dituangkan oleh Dahlan Iskan dalam tulisan di blog pribadinya DI’s Way pada 29 Juni 2020.

“Gajinya sebagai Bupati ia serahkan ke lembaga kesejahteraan rakyat. Mobil-mobil dinas Bupati tidak ada yang ia pakai. Semua pegawai negeri harus membayar zakat, yang hasilnya dikelola tim untuk mengatasi kemiskinan,” katanya, dikutip dari Di’s Way, Senin, 10 Mei 2021.


Dahlan Iskan juga mengatakan bahwa Novi Rahman Hidayat selalu mencari tahu apakah masih ada rumah yang tidak layak huni di lingkungan masyarakat tempatnya berkhotbah, dan memugarnya dengan menggunakan dana zakat dari PNS.

“Kalau rumah-rumah itu sudah baru, Novi ke masjid itu lagi. Membawa tumpeng sebagai tanda peresmian satu rumah satu tumpeng. Foto tumpengan itu dibesarkan. Dipasang di rumah baru. Itu terjadi nyaris setiap Jumat. Selama dua tahun terakhir,” tuturnya.

Tidak sampai di situ, Dahlan Iskan mengatakan bahwa Novi Rahman Hidayat juga mengubah Hari Buruh di Nganjuk yang biasanya tegang menjadi lebih spiritual.

Baca Juga: Polisi Bekuk Debt Collector yang Paksa Anggota TNI Turun dari Mobil Saat Tolong Orang Sakit
“Di malam sebelum Hari Buruh (1 Mei), Novi mengadakan sema’an besar-besaran. Semacam istighosah. Lokasinya di kampung pahlawan buruh: Marsinah,” ucapnya.


Acara sema’an tersebut dilaksanakan di dekat makam Marsinah, wanita yang terbunuh sebagai martir pada zaman Orde Baru, yang memang berada di Nganjuk.

“Keesokan harinya, tanggal 1 Mei, diadakan Haul Marsinah di seluruh Nganjuk. Acaranya: Khataman Alquran di masjid-masjid. Hari itu tidak ada demo atau pawai buruh di Kabupaten itu,” ujar Dahlan Iskan.

Sebagai pemilik perusahaan, dia mengatakan bahwa Novi Rahman Hidayat terbiasa membuat keputusan cepat yang sulit dikejar birokrasinya.

Pada akhir 2018, setelah beberapa bulan menjabat, Novi Rahman Hidayat mengganti 18 kepala dinas yang berlaku mulai malam tahun baru.

Keesokan harinya, Novi Rahman Hidayat kembali tancap gas, menjadikan birokrasinya seperti para manajer perusahaan.

Dia ingin segera membuka kawasan industri yang pertama di seluruh Karesidenan Kediri, dengan luas 600 hektare pada tahap pertama.

Tak ingin kehilangan momentum, Novi Rahman Hidayat juga membangun jalan tol Surabaya-Jakarta pada saat itu.

“Dalam waktu setahun, kawasan itu sudah jadi. Seperti afdruk kilat. Kini sudah lebih 60 perusahaan masuk kawasan industri itu,” ujar Dahlan Iskan.(Eka Alisa Putri/Pikiran-Rakyat)***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah