Selain RA Kartini, Siapa Saja Para Tokoh yang Lahir pada 21 April

- 21 April 2022, 01:10 WIB
RA Kartini
RA Kartini /

PORTAL BREBES - Tanggal 21 April merupakan hari bersejarah di Indonesia. Sebab, di tanggal itu, ada beberapa tokoh yang lahir selain RA Kartini.

Berikut ini ada beberapa tokoh legendaris Indonesia yang lahir tanggal 21 April, selain RA Kartini. Yaitu, Radjiman Wedyodiningrat yang lahir pada tanggal 21 April 1879, Suwarsih Djojopuspito (21 April 1915), Ryamizard Ryacudu (21 April 1950), dan Ebet G. Ade (21 April 1954).

Baca Juga: Puncak Arus Mudik Diprediksi Akhir April 2022

Kendati demikian, mungkin ada sebagian orang yang belum mengenal mereka. Karena itu, untuk mengenal mereka, inilah profil singkat masing-masing tokoh kelahiran 21 April tersebut.

Radjiman Wedyodiningrat (21 April 1879)

Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat lahir di Yogyakarta tanggal 21 April 1879. Ia adalah tokoh pergerakan nasional dan kemerdekaan Republik Indonesia. Radjiman merupakan tokoh Boedi Oetomo sebagai salah satu organisasi pergerakan pertama di Indonesia yang menandai masa kebangkitan nasional.

Dikutip dari M.C Ricklefs dalam A History of Modern Indonesia (2008), jelang kemerdekaan RI tahun 1945, Radjiman Wedyodiningrat bersama Sukarno dan Mohammad Hatta diterbangkan ke Saigon, Vietnam, untuk bertemu dengan Komandan Jepang Marsekal Hisaichi Terauchi.

Baca Juga: Karakter Seseorang yang Nama Awalannya Huruf K, Penuh Misteri dan Hasratnya Tinggi

Radjiman Wedyodiningrat terpilih sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang kemudian berubah menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pada 1950, Radjiman Wedyodiningrat menjadi anggota parlemen pada 1950. Sang bapak bangsa ini wafat di Ngawi, Jawa Timur, tanggal 20 September 1952 dalam usia 73 tahun dan dimakamkan di Yogyakarta. Radjiman Wedyodiningrat ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 2013.

Suwarsih Djojopuspito (21 April 1915)

Dalam buku Pengarang Indonesia dan Dunianya (1983) karya H.B. Jassin dan Pamusuk Eneste dituliskan, Suwarsih Djojopuspito lahir di Cibatok, Bogor, tanggal 21 April 1912.

Suwarsih merupakan seorang penulis novel dalam 3 bahasa, yaitu bahasa Sunda, bahasa Belanda, dan bahasa Indonesia.

Baca Juga: Ada 10 Sifat dan Karakter Seseorang yang Memiliki Nama Awalan Huruf J, Apa Saja?

Beberapa judul karya Suwarsih yang terkenal antara lain: Buiten het Gareel (1940), Tudjuh Tjeritera Pendek (1951), Empat Serangkai (1954), Riwayat Hidup Nabi Muhammad (1956), Marjanah (1959), Siluman Karangkobar (1963), Hati Wanita (1964), Manusia Bebas (1975), Maryati (1982), dan lainnya.

Ia juga menulis banyak artikel yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Belanda, diterbitkan media Belanda, dan mendapat ulasan dari para penulis Belanda.

Baca Juga: Beginilah Karakter dan Nasib Seseorang yang Namanya dengan Awalan Huruf I

Suwarsih Djojopuspito meninggal dunia di Yogyakarta pada 24 Agustus 1977 dalam umur 65 tahun.

Ryamizard Ryacudu (21 April 1950)

Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu lahir di Palembang, Sumatera Selatan, tanggal 21 April 1950. Jabatan politik terakhirnya adalah sebagai Menteri Pertahanan pada Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019.

Merintis karier di TNI Angkatan Darat, Ryamizard Ryacudu mencapai posisi puncak ketentaraan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dari tahun 2002 hingga 2005.

Baca Juga: Siswa SD Pangkah 02 Merindukan Kehadiran Bupati Tegal

Sebelumnya, Ryamizard Ryacudu pernah menjabat Pangdam V/Brawijaya (1999), Pangdam Jaya/Jayakarta (1999–2000), serta Pangkostrad (2000–2002).

Ebiet G. Ade (21 April 1954)

Ebiet G. Ade lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, tanggal 21 April 1954. Pemilik nama asli Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far ini adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang cukup legendaris di Indonesia.

Lagu-lagu yang diciptakan atau dibawakan Ebiet G. Ade biasanya bergenre folk pop, country, dan soft rock, serta dikemas dalam format balada dan dinyanyikan dengan lantunan vokal yang khas. Tembang karya Ebiet yang berisi pesan moral, sosial-politik, reliji, alam, keluarga, dan tentu saja percintaan.

Halaman:

Editor: Dewi Prima Mayasari

Sumber: tirto.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x