Sejarah Asal Usul dan Lahirnya Desa Parereja Banjarharjo Brebes

29 Maret 2023, 11:19 WIB
Kantor Balaidesa Parereja Banjarharjo Brebes /Portal Brebes /

PORTAL BREBES – Desa Parereja merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Nama Desa Parereja dengan nama lain Parereja, berasal dari bahasa Sunda dan Jawa.

Yang selanjutnya memiliki arti atau makna Pare bermakna padi dan reja bermakna subur, sehingga jika disatukan menjadi padi yang subur.

Baca Juga: Sekilas Sejarah Asal Usul Desa Tonjong, Sebuah Desa di Kacamatan Tonjong Brebes

Dilansir Portal Brebes dari laman resmi Desa Parereja, Desa Parereja sendiri adalah gabungan dari dua pedukuhan, yakni dukuh Pariagung dan dukuh Pangawaran,  dua nama pedukuhan itu sendiri mempunyai makna dari arti serta sejarah masing masing yaitu Pariagung, nama pariagung sendiri diambil dengan musyawarah para tokoh sebelum dibangun sebuah balaidesa .

Saat itu para tokoh setiap melakukan musyawarah bersama masyarakat, dilaksanakan dibawah pohon pari yang tinggi dan rindang (berada di halaman rumah Astra kapin sekarang Ibu Enah) dan untuk mengumpulkan warga , para tokoh menggunakan sebuah goong atau gong atau bende.

Maka dengan kesepakatan bersama diambil dari gabungan nama pohon pari dan suara goong yang menadi ciri khas permusyawaratan warga setempat yang akhirnya pedukuhan tersebut dinamakan Pariagung Dusun Periangan terletak disebelah selatan.

 Baca Juga: Sejarah Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Brebes, Kisah Pertemuan 2 Ulama yang lolos dari Kejaran Belanda

Pangawaran, nama pangawaran diambil dari satu kisah yang konon kabarnya disebuah pedukuhan ada sebuah pohon yang angker disekitar atau ditengah sungai kecil ( lebak atau saluran kecil si awar awar yang dihuni bangsa jin atau dedemit bernama Banaspati.

Pada suatu hari ada seorang pencari madu mengambil madu dipohon tersebut, pencari madu tersebut hilang dipohon itu dan dipercaya dimangsa jin penunggu pohon tersebut, maka antara lebak si awar awar dengan pemukiman warga dibangunlah sebuah pagar pembatas (sunda, digagawar ).dengan adanya perbatasan itu dinamailah pemukiman tersebut dengan nama Pangawaran. Dusun pangawaran terletak disebelah utara.

Pada masa pemerintahan Desa Parereja di Tahun 1938 dibawah pimpinan kepala desa Jahari dilakukan musyawarah dengan masyarakat dua pedukuhan itu yaitu Dukuh Pariagung dan Dukuh Pangawaran.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Desa Galuh Timur Tonjong Brebes, Namanya Diambil dari Seorang Putri Kerajaan Sumedang

dengan menghasilkan satu kesepakatan untuk menyatukan kedua pedukuhan tersebut dengan nama Parereja, nama Parereja diambil dari dua suku kata yaitu Pare dan Reja , Pare berarti Padi dan Reja berarti Subur.

Nama Desa Parereja sendiri diambil karena Desa Parereja dinyatakan sebagai wilayah yang subur tanah Pertanianya.

Lahirnya Desa Parereja Pada Tanggal 28 Agustus 1938

Baca Juga: Sejarah Desa Bentarsari Salem Brebes, Asal Usul Namanya Diambil Setelah Pertemuan 3 Putri

Tempat Keramat di Desa Parereja

Desa Parereja sendiri memiliki tempat keramat yaitu Huludayeuh.

Huludayeuh adalah merupakan salah satu tempat mistik dan angker dengan tumbuh pohon raksasa yang berusia ratusan tahun, yaknipohon kiara atau caringin yang terletak di RT. O5 RW. 03 Dusun I, diatas tanah berukuran 150 m2.

Huludayeuh berasal dari dua kata bahasa sunda yakni Hulu yang berarti Kepala dan Dayeuh yang berarti Desa, bukan berarti kepala desa tapi Pupunjer atau Puser atau Pusar : Pusat Desa (Puseur Dayeuh).

Tempat Huludayeuh ini di zaman Rokombia Kepala Desa Rukma dipelihara oleh salah satu warga masyarakat Dessa Parereja, berasal kota Tegal Jawa Tengah yang bernama Aki Surangga.

Baca Juga: Selayang Pandang : Sejarah Provinsi Maluku Utara Resmi Berdiri Sejak Tanggal Ini

Tanpa mendapat upah atau imbalan apapun hanya berharap KeRidhoan Allah SWT semata.

Mengingat tempat Huludayeuh mengandung mistik dipohon besar tersebut. Aki Surangga sering memberi peringatan dan himbauan kepada masyarakat setempat dan sekitarnya.

Untuk tidak merusak dan mengganggu keberadaan lokasi tersebut, apalagi menebang dan mengambil kayunya sekalipun untuk kepentingan umum.

”Barangsiapa berani merusak atau mengganggu tempat ini, maka tunggu akibatnya, seanak cucunya tidak akan mendapatkan keberkahan.” Entah pada tahun berapa Aki Surangga meninggal dunia dan keberadaan makamnya pun tidak diketahui. Hingga saat sekarang keberadaan Huludayeuh tidak terawat kecuali warga lingkungan terdekat suka nyekar.

Pada zaman pemerintahan Desa Parereja dipimpin Abbas Rahmat tahun 1999 lokasi tersebut dipagar tembok dengan ketinggian 1,25 cm. serta lokasi tersebut sekali kali mendapat target Jum’at bersih.

Demikianlah sekilas sejarah asal usul Desa Parereja Banjarharjo Brebes.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: DR Yogatama

Tags

Terkini

Terpopuler