Inilah Filosofi Mendalam Tentang Makanan Khas Ketupat dan Lepet saat Hari Raya Idul Fitri

22 April 2023, 11:30 WIB
Filosofi ketupat dan lepet, makanan khas saat Lebaran /Tangkap layar YouTube Galeri Rasa Channel/

PORTAL BREBES - Di balik ketupat dan lepet ternyata ada filosofi atau makna mendalam tentang kehidupan.

Ketupat dan lepet merupakan makanan khas yang biasa disajikan saat lebaran atau hari raya Idul Fitri.

Ketupat dan lepet diperkenalkan pada masyarakat Jawa oleh Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu tokoh walisongo.

Baca Juga: 3 Amalan Sunah sebelum Berangkat Shalat Idul Fitri

Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali bakda pada masyarakat Jawa. 2 bakda ini yaitu bakda lebaran dan bakda ketupat.

Bakda ketupat dilaksanakan tepat setelah 7 hari atau hari ketujuh pada bulan Syawal.

Berikut adalah filosofi atau makna dari ketupat dan lepet yang biasa disajikan saat lebaran.

Baca Juga: Jadwal Imsak, Buka Puasa dan Sholat 5 Waktu untuk Wilayah Kabupaten Brebes Hari Ini, Jumat 21 April 2023

Ketupat adalah singkatan dari 'Ngaku Lepat' yang bermakna mengakui kesalahan dan 'Laku Papat' yang bermakna empat tindakan.

Bagi masyarakat jawa, implementasi dari ngaku lepat adalah tradisi sungkeman yang berarti mengakui kesalahan.

Tradisi sungkeman ini mengajarkan akan pentingnya mengakui kesalahan, menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang tua.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1444 H Jatuh pada Hari Sabtu 22 April 2023

Kemudian, untuk laku papat yakni di antaranya adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Lebaran menandakan akhirnya waktu berpuasa, luberan yakni melimpah, dan mengajak untuk bersedekah.

Leburan adalah habis, dan laburan adalah labur yakni mengartikan bahwa supaya manusia selalu menjaga kesuciannya.

Baca Juga: Pedagang Asongan di Sekolah Terminal Sakila Kerti Tegal Diberi Pelatihan Pembukuan Sederhana

Ketupat berbentuk segi empat dan dibuat dari janur, segi empat diibaratkan sebagai hati, sedangkan janur di ambil dari bahasa Arab yang ja'a nur (telah datang cahaya).

Oleh karena itulah ketupat memiliki filosofi yaitu ketika ketupat dibelah akan muncul warna putih yang berarti bahwa ketika seseorang mengakui kesalahan, maka hatinya akan bersih, putih.

Kemudian untuk lepet, lepet berasal dari kata 'silep' yang berarti 'kubur atau simpan' dan 'rapet' yang berarti 'rapat'.

Baca Juga: Bhayangkari Cabang Tegal Kota Kunjungi Pos Pengamanan Lebaran, Menyemangati Anggota yang Berjaga

Peribahasa yang terkenal tentang lepet adalah 'mangga dipun silep ingkang rapet' yang berarti 'mari kita kubur yang rapat'.

Lepet disimbolkan sebagai kesucian dan kebersihan, selain itu bentuknya yang unik dengan 3 tali, terlihat menyerupai mayat.

Bahan utamanya yang dari beras ketan dengan tekstur lengket mengartikan bahwa manusia tidak luput dari kesalahan, oelh karena itu diharapkan untuk saling memaafkan satu sama lain.

Baca Juga: Jadwal Imsak, Buka Puasa dan Sholat 5 Waktu untuk Wilayah Kabupaten Pemalang Hari Ini, Kamis 20 April 2023

Itulah kisah atau filosofi dari ketupat dan lepet, makanan yang biasa disajikan saat lebaran atau hari raya Idul Fitri.***

Editor: DR Yogatama

Tags

Terkini

Terpopuler