PORTAL BREBES – Berikut asal usul kue keranjang yang biasanya kerap dikaitkan dengan peraaan imlek yang kuliner tersebut pasti ada disetiap perayaannya.
Namun, siapa sangka asal usul kue keranjang juga memiliki kaitan dengan mitos serta legenda masyarakat China.
Sebagaimana diketahui, kue keranjang memanglah mirip dengan dodol ketan, sehingga sebagian daerah kerap menyebutnya dengan dodol cina.
Baca Juga: Berikut 5 Fakta Unik Gedung Birao Kota Tegal, Salah Satunya Pernah Dijadikan Kampus?
Hal ini karena kue keranjang menggunakan bahan dasar tepung ketan yang dicampur dengan gula sehingga menghasilkan cita rasa manis dan enak.
Penamaan kue kerankang mungkin karena kue tersebut banyak disajikan di sebuah wadah yang memiliki bentuk seperti keranjang.
Bagi masyarakat tonghoa, kue keranjang dibuat untuk sesaji saat sembahyang kepada para leluhur mereka.
Baca Juga: Asal Usul Desa Cilongok Banyumas, Konon Berasal dari Pemaknaan Mata Air yang Muncul dari Tanah?
Biasanya mereka memberi sesaji tujuh hari sebelum puncak perayaan Imlek berlangsung.
Kue yang dijadikan sesaji tersebut tidak boleh dimakan sebelum Cap Go Meh.
Cap Go Meh merupakan perayaan hari ke-15 tahun baru Imlek yang biasanya dilakuka dengan pesta lampion.
Penamaan Cap Go Meh di setiap negara berbeda-beda. Secara internasional Cap Go Meh dinamakan Lantern Festival atau Festival Lentera (Lampion).
Sedangkan di China sendiri, Cap Go Meh disebut sebagai Yuánxiojié atau Shàngyuánjié.
Jadi, penamaan Cap Go Meh yang merupakan perayaan hari ke-15 Imlek hanya ada di Indonesia.
Baca Juga: Asal Usul Desa Negla Brebes, Salah Satu Desa di Brebes yang Ditakuti Belanda Karena Ini
Sejarah Kue Keranjang
Kue kerangjang memiliki sejarah legenda yang telah dipercaya selama bertahun-tahun oleh masyarakat Tionghoa.
Konon, pada zaman dahulu ada sebuah desa di China dengan nama Desa Nian.
Tidak jauh dari desa tersebut terdapat sebuah gua yang ternyata dihuni oleh raksasa bernama Nian.
Baca Juga: Jejak Kaligung, Sebuah Sungai yang Berada di bawah Kaki Gunung Agung Tegal
Warga di desa tersebut merasa ketakutan hinggai mengakibatkan tidak berani keluar rumah.
Hal tersebut karena raksasa yang tinggal di gua mencari mangsa dan masuk ke dalam desa.
Keluarnya raksasa tersebut untuk mencari makan setelah dirinya merasa lapar.
Warga yang ketakutan, tidak berani keluar rumah. Disisi lain, warga tidak tahu cara untuk mengusir raksasa yang meresahkan tersebut.
Baca Juga: Kisah Berdirinya Mushola Baituttaqwa Jatirokeh, Mushola Tertua yang Dibangun Kyai Suduri?
Seorang warga desa bernama Gao memiliki ide untuk mengusir raksasa yang sering mencari mangsa di desanya itu.
Gao kemudian membuat kue dengan bahan sederhana yang terbuat dari tepung ketan dan gula merah.
Setelah matang, kue tersebut kemudian diletakan di depan pintu rumahnya dengan harapan kue itu ditemukan oleh raksasa.
Baca Juga: Kabupaten Karawang dan Brebes Pernah Memiliki Kisah Sejarah yang Tak Dapat Dipisahkan
Benar saja, saat raksasa muncul, kue yang diletakan di depan rumah ditemukan oleh raksasa itu.
Raksasa itu pensaran dengan kue tersebut yang sebelumnya tidak dijumpai dan dirasakan sebelumnya.
Karena merasa penasaran, raksasa itu bernama Nian itu kemudian memakan kue yang dibuat oleh Gao tadi.
Baca Juga: Kerajaan Sriwijaya Pernah Berdiri pada 671-685, Dipimpin oleh Raja Ini
Setelah dimakan, ternyata rasanya enek dan disukai.Gaopun membawa kue kerangjang tersebut ke dalam goa tempat dirinya tinggal.
Untuk menghormati warga bernama Gao, masyarakat kemudian membuat kue keranjang setiap merayakan Imlek.***