Sekilas Waduk Cacaban Tegal, Waduk Bersejarah yang Mempunyai Nilai Historis

- 26 Desember 2022, 20:33 WIB
Waduk Cacaban berada di Desa Penujah, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
Waduk Cacaban berada di Desa Penujah, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah /Instagram @sintasulistyo092/

PORTAL BREBES - Waduk Cacaban merupakan waduk bersejarah yang mempunyai nilai historis. Waduk ini berada di Desa Penujah, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Dilansir Portal Brebes dari kanal YouTube Bung Baedi, jauh sebelum Waduk Cacaban dibangun sebenarnya Tegal sudah memiliki sistem pertanian basah, yaitu dengan dibuktikan dengan adanya Bendungan Danawarih yang di prakarsai oleh Ki Gede Sebayu.

Bendungan ini berfungsi sebagai pemasok air untuk daerah pertanian Tegal bagian utara. Jika menilik sejarah, sebenarnya ada beberapa faktor yang melatarbelakangi dibangunya Waduk Cacaban.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Dusun Tegal Wangi Desa Wlahar Larangan Brebes, Ada Kaitanya dengan Prabu Siliwangi

Diantaranya adalah:

1. Seiring meningkatnya hasil komoditas dan perkebunan salah satu contohnya banyaknya pabrik gula yang berdiri dibumi Tegal mengharuskan pertanian di Tegal membutuhkan pasokan air yang lebih. Sehingga berdasarkan hasil kajian pemerintah Hindia Belanda perlu dibangun sistem pengairan lagi.

2. Pada tahun 1901 Ratu Belanda, Wilhelmina mulai ajaran Trias Van Deventer atau politik etis (balas budi) yang diantaranya adalah mewajibkan pemerintah Hindia Belanda untuk membangun bendungan atau sejenisnya.

Dari dua faktor ini maka pada tahun 1914 pemerintah Hindia Belanda mulai membuat master plan pembangunan bendungan atau waduk. Adapun tempat yang paling cocok pada saat itu adalah Kedung Pipisan.

Baca Juga: Sekilas Sejarah Antara Brebes dan Bumijawa Tegal

Sebuah tempat yang berlatar belakang bukit (cekungan). Pembuatan master plan ini mengalami beperapa kendala hingga baru selesai secara detail pada tahun 1930.

Namun pada tahun 1930-an, Belanda mengalami krisis ekonomi (krisis melaise) sehingga pembangunan bendungan waduk ditunda. Hingga pada tahun 1952 oleh Bung Karno pembangunan waduk itu mulai direalisasikan. Tepat pada tanggal 16 September 1952 Bung Karno melakukan peletakan batu pertama yang ditandai dengan peletakan cungkir mas.

Pembangunan waduk ini diberlangsung selama 6 tahun, dan pada tanggal 19 Mei 1958 waduk ini diresmikan. Berhubung Bung Karno berhalangan maka beliau mengutus Mr Sartono untuk mewakilinya.

Baca Juga: Sejarah Perang Margalunyu, Pertempuran Pasukan Bupati Brebes Raden Arya Singasari Panatayudha I dengan Belanda

Diceritakan bahwa akibat pembangunan waduk ini maka pemerintah Indonesia khususnya Tegal terpaksa melakukan bedol desa. Dalam beberapa catatan disebutkan ada 4-9 desa yang dibedol (dialihkan). Dari hasil pencarian data, maka setidaknya daftar nama desa yang dibedol desakan adalah:

a. Desa Rayan (256,14 Ha) yang kemudian desa ini dipindahkan ke daerah Pagerbarang dengan berubah nama menjadi Desa Mulyoharjo

b. Desa Winong (32792 Ha) yang kemudian hanya penduduknya saja yang dipindahkan yaitu ke Desa Karangmalang (Kedungbanteng) dan sebagian lagi ke Desa Sidamulya.

Baca Juga: Sejarah Pabrik Gula Jatibarang Brebes yang Kini Tinggal Kenangan

c. Desa Blabad (19821 Ha) yang kemudianhanya penduduknya saja yang dipindahkan ke Desa Karangmalang (kedungbanteng).

d. Desa Jatimulyo (196,32 Ha) di mana Desa ini belum dapat dipastikan titik apakah yang pindah hanya penduduknya atau juga desanya. Namun di Kecamatan Suradadi dan di Lebaksiu ada desa yang bernama Jatimulya.

Demikianlah sekilas tentang Waduk Cacaban Tegal, waduk bersejarah yang mempunyai nilai historis.***

 

 

 

 

 

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah