Bupati Pusponegoro disuguhi tarian yang menarik dan dia tidak bisa menahan keinginannya untuk ikut menari bersama para penari keraton. Akhirnya Bupati Pusponegoro terbuai dalam menari dan menikmati setiap alunan musik gamelan.
Setelah beberapa saat, pasukan belanda sudah mengepung Bupati Pusponegoro di tengah pendopo. Dia kaget setengah mati dan menghentikan tariannya.
Ternyata dia tahu bahwa Kasunanan Surakarta sudah dikuasai dan berpihak pada Belanda.
Baca Juga: Sekilas Sejarah Banjaranyar, Sebuah Nama Desa di Kecamatan Brebes
Bupati Pusponegoro kemudian disuruh menyerahkan diri dan menandatangani perjanjian untuk menyerahkan wilayah Brebes pada Belanda.
Bupati Pusponegoro pun menolak dengan tegas hingga akhirnya perkelahian pun terjadi di pendopo.
Lantaran dikeroyok Belanda, Bupati Pusponegoro menggunakan ajian pamungkasnya untuk melarikan diri dari kepungan.
Ia melarikan diri ke alun-alun pendopo. Namun, sudah banyak pasukan belanda yang siap menembak.
Bupati Pusponegoro merasa lemas karena sudah menggunakan kekuatannya. Ia juga melihat pengawalnya sudah tewas terbunuh oleh pasukan Belanda. Ia pun semakin terpojok oleh pasukan belanda yang mengepungnya.