Sejarah Asal Usul Desa Talagening Bobotsari Purbalingga, Kisah Persaudaraan Talagening dan Tlagayasa

- 4 April 2023, 10:51 WIB
Desa Talagening
Desa Talagening /Instagram @balaipkb_bobotsari/

PORTAL BREBES-Konon pada zaman dahulu penjajah Belanda sangat mencampuri urusan keraton, sehingga Kesultanan Yogyakarta dipecah menjadi 2 ( dua ) : Kasultanan Ngayogyokarto Hadiningrat dan Daerah Pakualaman

Begitulah liciknya Kolonial Belanda, dengan politik “ Devide At Impera” ( Memecah belah dan menguasai atau politik Adu Domba ). Sehingga keluarga Keraton banyak yang kurang puas, akhirnya banyak yang mengungsi, meninggalkan keratin baik itu keluarga Raja maupun para prajurit keratin, sampai di pelosok desa padukuhan.
Alkisah ada dua orang prajurit keratin yang masih kakak beradik, bernama : Nalaita dan Sabdaita yang pergi dan sampailah pada suatu tempat “ Sumber mata air “ yang airnya sangat jernih dan sumber mata airnya besar. Karena sangat lelahnya kedua bersaudara tersebut beristirahat di bawah pohon beringin yang sangat rindang.
Kedua bersaudara membersihakan sumber tersebut sehungga airnya tertampung semakin luas menyerupai telaga.
Tempat peristirahatan tersebut, oleh kedua bersaudara di beri nama : Tlaga – Yasa. Tlaga, yang berarti sumber mata air, dan Yasa artinya gawe ( Bhs Ind : dibuat ). Sehungga Tlaga yasa artinya Tlaga ( Sumber air ) yang dibuat.
Kisah selanjutnya “ Nalaita “ Babad / bekerja babad hutan ke barat, sampailah di tempat sumber mata air, airnya jernih, sumber mata airnya lebih dari satu, agak berjauhan ( Bhs. Jawa : Arang ), di bawah pohon lemberang yang sangat tinggi dan pohon beringin. Maka sumber mata air tersebut diberi nama “ Sungai Lemberang “. Mata airnya : Pating slember tapi arang arang, menjadi Lemberang (pating slember, arang arang).
Nalita terus babad sampai ke barat, di suatu saat beristirahat di bawah pohon rindang, namanya “Pohon kedawung”. Pada suatu waktu sampailah di tepian sungai besar yang terkenal dengan nama “ Sungai Soso”, Sungainya bercabang dua dan alirannya bertemu lagi pada satu titik aliran tersebut.
Sehingga yang diapit aliran sungai tersebut, menyerupai : Pulau ( Nusa ), disitu banyak dijumpai tanaman bunga bungaan seperti mawar. Bunga = Kembang, Maka tempat tersebut di berinama : Nusa Kembang, Nusa artinya pulau Kembang artinya Bunga. Di tengahnya terdapat petilasan seperti makam, oleh orang orang di keramtkan yang disebut sebut sebagai : “ Candi Supiturang “ karena di apit oleh oleh kedua aliran sungai tersebut.
Masih ada kaitannya dengan cerita “ Cindelaras”, dengan jagonya “ Wiring Galih “
Setelah Nalaita merasa cukup membabad untuk perkampungan maka diberi nama : Tlaga – bening, ingat nama Tlaga – Yasa.
Nama Tlaga – bening, artinya Tlaga yang airnya jernih. Lama kelamaan nama : Tlaga-bening menjadi Talagening.
Begitulah asal usul nama Tlagayasa dan Talagening. Nalaita kemudian meninggal dan di kubur di kuburan Talagening, sebagai kuburan lugu ( Pertama )
Sabdaita, meninggal di kubur di kuburan Tlagayasa juga sebagai kuburan lugu ( kuburan pertama )
Maka ada kepercayaan / keyakinan bahwa orang orang Tlagayasa pernah saudara tua kepada Talagening.***




Editor: DR Yogatama

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x