Begini Asal Mula Desa Dawungsari Kendal, Peninggalan Sebuah Bungkul Theklek dan Paseban

- 13 April 2023, 10:26 WIB
potret Desa Dawungsari Kabupaten Kendal
potret Desa Dawungsari Kabupaten Kendal /

Namun belum sampai satu tahun Pangeran Benowo menduduki tahta Kasultanan Pajang, Pangeran Benowo pergi meninggalkan  Kasultanan Pajang. Dan kepergianya itu tak tahu kemana rimbanya, sehingga kasultanan Pajang kembali kosong, Maka kasultanan Pajang diteruskan oleh adik Sutowijoyo yang bernama Gagak Bening atau Raden Tompe pada Th  ( 1588–1591 ).

Setelah itu digantikan oleh Putra Pangeran benowo yang bernama Ridin Sidowini atau Benowo Putra (1591–1617).Dengan setatus Adipati Pajang bukan Sultan Pajang.Setelah tahun 1617 Kasultanan Pajang sudah tidak ada lagi.

Maka atas ide dan strategi dari Ki Juru MArtani Senopati Sutowijoyo menamakan diri Panembahan Senopati Ing Alogo Panotogomo sebagai raja Mataram pertama.

Baca Juga: Sejarah Legenda Desa Pasigitan Kendal, Kisah Ki Ageng Sigit yang Menyebarkan Agama Islam

Sosok Kosimun Cokro Negoro adalah seorang yang pendiam berwibawa, serta kharismatik dan tegas dalam bersikap. Biarpun sebagai pejabat keraton namun beliau tetap bersahaja, merakyat dan jauh dari sifat iri dengski, angkuh, sombong serta adigang adigong adiguna.

Sehingga beliau mendapat kepercayaan penuh dari Raja Mataram Panembahan Senopati. Dari sifat yang bersahaja dan merakyatnya itulah maka beliau mendapat tempat dihati para pembesar istana terlebih lebih dihati para rakyat di seluruh antero Mataram.

Sepeninggal Pangeran Benowo dari keratin pajang pada Tahun 1588 dan setelah PanembahanSenopati mengnagkat diri menjadi raja pada kerajaan mataram pada tahun 1617, Maka pada tahun 1627 Panembahan Senopati mengirim dua orang utusan untuk mencari dimana keberadaan Pangeran Benowo adiknya.

Baca Juga: Kisah Sejarah Desa Meteseh Kendal, Desa yang Tumbuh Bunga Telaseh

Dalam Babat tanah jawa dijelaskan bahwa mengenai dua orang utusan tersebut bertemu dengan seorang Pande besi yang berdiam ditengah hutan. Dan oleh dua utusan itu dikira orang tersebut adalah Pangeran Benowo, Namun dalam tulisan H.J De Graf Pande besi itu ternyata adalah Kyai Jebeng Pegandon Maka dikasihkanya Surat dari Panembahan Senopati tersebut Kepada Ky Jebeng.

Setelah dibacanya surat tersebut maka kY Jebeng memberikan jawaban : Bawa pulang kembali surat ini aku tidak mau diundang dan aku tidak mau datang. Lagipula aku tidak mau mengabdi pada seorang raja.

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x