Sementara itu Raden Burhan melarikan diri mencari selamat, akhirnya bertemu dengan seorang janda bernama Nyai Ploso Kuning.
Baca Juga: Cerita Sejarah Desa Margomulyo Kendal, Ki Ageng Ridho Kusumo yang Membuka Hutan Belantara
Namun karena sudah ada pengumuman dan hukum yang berlaku dari sang Adipati maka Nyai Ploso Kuning merasa takut dan menyerahkan Raden Burhan kepada salah seorang saudaranya yang bernama Ki Imran.
Ki Imran nekad tidak mau menyerahkan Raden Burhan pada Sang Adipati dan kemudian ia dipanggil untuk diadili. Kepergian Ki Imran ke Kadipaten memang tidak boleh diikuti oleh Raden Burhan dan oleh Ki Imran ia dimasukan ke dalam kamar dan pintunya dikunci (digembok).
Cerita dikuncinya Raden Burhan oleh Ki Imran itu kemudian hari Ki Imran lebih suka dipanggil dengan nama barunya yaitu Sigembok. Nama Sigembok juga memberi inspirasi munculnya Desa Gemuhblanten.
Baca Juga: Cerita Sejarah Desa Margomulyo Kendal, Ki Ageng Ridho Kusumo yang Membuka Hutan Belantara
Kemudian Raden Burhan bertemu dengan Patih Ronggo Rese seorang yang sakti mandra guna terus akhirnya diajarkannya ilmu kanuragan dengan sebuah aji linuwih yang disebut dengan nama “Bega“.
Karena Raden Burhan masih anak-anak dan aji itu telah menyatu pada dirinya, maka Raden Burhan diganti namanya oleh Patih Ronggo Rese menjadi “BEGANANDA“ ada yang menyebutnya Begolondo karena wajahnya seperti Londo (Belanda).
Tokoh Begananda diceritakan tidak meninggal dunia akan tetapi mukso/ murco yaitu meninggal dengan sendirinya tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Petilasannya ada di Desa Gemuhblanten yang dipertandakan (nisannya) sebuah pohon besar yang menjulang tinggi keatas.
Baca Juga: Sekelumit Kisah Sejarah Desa Kumpulrejo, Konon Masyarakatnya Sering Bersilaturahmi