Asal Usul Berdirinya Desa Larangan Lor Wonosobo, Desa Sebagai Jalur Peziarah ke arah Dieng?

- 5 Desember 2023, 19:00 WIB
potret Balaidesa Larangan Lor Wonosobo
potret Balaidesa Larangan Lor Wonosobo /

PORTAL BREBES – Berikut asal usul berdirinya Desa Larangan Lor Kabupaten Wonosobo yakni salah satu desa yang terletak di Kecamatan Garung.

Sebagaimana diketahui, Desa Larangan Lor dulunya hanya bernama Larangan, namun ditambahkan imbuhan lor oleh Pemerintah Desa Kabupaten Wonosobo di tahun 80an. Sehingga menjadi nama Desa Larangan Lor hingga sekarang.

Sebagaimana dilansir dari laman Pemdes Larangan Lor, ada kepercayaan sebagian warga bahwa ketika Rakai Sanjaya membangun candi di Dataran Tinggi Dieng pada abad 7-8 Masehi, Desa Larangan adalah jalur peziarahan ke arah Dieng melewati jalan yang sekarang dikenal sebagai jalan Rake Panangkaran.

Baca Juga: Asal Usul Berdirinya Desa Deroduwur Wonosobo, Menjadi Tempat Persinggahan Kyai Besar di Tahun 1930an?

Beberapa tempat yang cukup dikenal di Desa ini adalah Seruni, Gupakan, Setedeng, Banyu Semurup, Siluman dan Setalang.

Ketika Gunung Dieng meletus tahun 1375 (indeks vulkaniknya= VEI=3), beberapa penduduk Dieng ada yang mengungsi ke arah bawah dengan membawa keluarganya, jalur yang ditempuh adalah tangga yang dikenal dengan "Andha Budha" di atas Siterus.

Lalu turun melalui daerah berbatu/"rongkel" yang sekarang menjadi Dusun Sirangkel, terus melalui turunan (Tedunan), dan sampai di Desa Larangan untuk "ngelar angen-angen" di padepokan "girinata" yang konon sudah berdiri pada masa itu.

Baca Juga: Inilah Sejarah Berdirinya Desa Candirejo Wonosobo, Tempat Cikal Bakal Berkembangnya Islam di Pulau Jawa?

Di Desa Larangan terdapat makam yang sering dikunjungi warga yakni makam Mbah Butuh/Kyai Abdul Qodir-iraq) dan makam 16 kyai lainya yang merupakan pendiri desa.

Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo

Sejarah berdirinya Kabupaten Wonosobo tidak dapat dilepaskan dari kisah tiga pengembara, yang masuk ke wilayah ini pada awal abad 17 lalu. Ketiga orang itu, Kyai Kolodete, Kyai Karim, dan Kyai Walik, kemudian berpisah dan menempati tiga wilayah berbeda.

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah