Asal Usul Desa Lengkong Wonosobo, Diperkirakan Berdiri Sejak Tahun 1821?

- 5 Desember 2023, 19:30 WIB
potret ilustrasi sebuah desa Lengkong Wonosobo
potret ilustrasi sebuah desa Lengkong Wonosobo /Tangkapan Layar YouTube KANCA DESA/

PORTAL BREBES – Berikut asal usul berdirinya Desa Lengkong Kabupaten Wonosobo yakni salah satu desa yang terletak di Kecamatan Garung.

Sebagaimana diketahui, Desa Lengkong cikal bakal berdirinya diketahui pada tahun 1821.

Hal ini berdasarkan keterangan dari tokoh masyarakat disana yang menceritakan bahwa asal usul Desa Lengkong berdiri di tahun 1821. Dimana, terdapat perkampungan penduduk yang rumahnya terbuat dari pohon pakis atau galar dengan atap yang terbuat dari alang-alang.

Baca Juga: Asal Usul Berdirinya Desa Deroduwur Wonosobo, Menjadi Tempat Persinggahan Kyai Besar di Tahun 1930an?

Dilansir Portal Brebes dari laman Pemdes Lengkong, saat itu Desa Lengkong belumlah memiliki nama. Suatu ketika, ada seorang kakek yang datang ke desa dan bertujuan untuk bertapa atau semedi untuk menghadap yang maha kuasa.

Tempat untuk melakukan pertapaan tersebut kebetulan bersanding dengan pemukiman penduduk itu.

Pertapa tersebut adalah bangsa tionghoa yang bernama bah  “HEI LEM KOM“. Pertapa tersebut memberikan nama kepada permukiman tersebut dengan mengambil istilah tempat pertapaanya, yaitu sebuah Leng atau Sumur dan Kerbau Lari yang mampak dari  belakang (Lemkom).

Baca Juga: Inilah Sejarah Berdirinya Desa Candirejo Wonosobo, Tempat Cikal Bakal Berkembangnya Islam di Pulau Jawa?

Hingga sekarang menjadi mitos bahwa penduduk Lengkong tidak bisa memelihara kerbau dan lele. Sedangkan kondisi leng atau sumur yang digunakan untuk semedi sampai sekaranag masih ada dan terawat dengan baik, yang terletak di sebelah barat Desa Lengkong, dipegunungan antara Gunung Arum,Sindoro, dan Kembang . Di tempat tersebut masih banyak dijumpai tempat-tempat keramat.

Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo

Sejarah berdirinya Kabupaten Wonosobo tidak dapat dilepaskan dari kisah tiga pengembara, yang masuk ke wilayah ini pada awal abad 17 lalu. Ketiga orang itu, Kyai Kolodete, Kyai Karim, dan Kyai Walik, kemudian berpisah dan menempati tiga wilayah berbeda.

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x