Salah Tes di Laboratorium Pemerintah, 1.311 Orang di Inggris Terlanjur Divonis Positif Covid

29 November 2020, 15:00 WIB
Petugas kesehatan memeriksa sampel tes usap PCR di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Tangerang, Banten, Kamis (5/11/2020).(ANTARA FOTO/FAUZAN) /



PORTAL BREBES - Sedikitnya 1.300 orang di Inggris terpaksa harus menjalani tes ulang uji Covid-19 setelah sebelumnya sempat divonis positif terinfeksi virus corona.

Tes ulang harus dilakukan, karena tes yang dilakukan sebelumnya di laboratorium milik pemerintah dinyatakan terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya.

Terjadinya kesalahan di sebuah laboratorium milik pemerintah, NHS Test and Trace, dibenarkan Departemen Kesehatan dan Perlindungan Sosial Inggris, Sabtu 28 November 2020.

Baca Juga: Kurangi Kolesterol, Silahkan Anda Konsumsi Cangkang Udang

"NHS Test and Trace telah menghubungi 1.311 orang yang keliru diberitahu bahwa hasil uji COVID-19 mereka, yang diambil pada 19-23 November, adalah positif," kata juru bicara departemen, dalam sebuah pernyataannya seperti dilansir PortalBrebes.Com yang dikutip dari Antara, Minggu 29 November 2020.

"Masalahnya terjadi pada zat kimia untuk pengujian dalam satu kelompok waktu itu. Berarti bahwa hasil tes tersebut batal. Langkah cepat sudah dilakukan dengan pemberitahuan kepada mereka, dan mereka diminta tes ulang, serta melanjutkan isolasi mandiri jika memang mengalami gejala," ungkap sumber di departemen kesehatan.Petugas kesehatan memeriksa sampel tes usap PCR di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Tangerang, Banten, Kamis (5/11/2020).(ANTARA FOTO/FAUZAN)

Lebih lanjut disebutkan bahwa kesalahan laboratorium tersebut merupakan "kecelakaan tunggal" dan sedang diselidiki.

Pemerintah Inggris sebelumnya mengumumkan tambahan 7 miliar poundsterling (setara Rp131 triliun) untuk sistem pengujian dan penelusuran kontak COVID-19 sebagai bagian dari program lanjutan pengujian massal.

Baca Juga: Kecintaan Pada Legenda Maradona, Walter Rotunda Beri Nama Anak Kembarnya Mara dan Dona

Sistem NHS Test and Trace telah mendapat banyak kritik setelah terjadi serangkaian kesalahan sejak pertama diluncurkan pada awal tahun ini. Dan para menteri mengakui bahwa kinerja sistem itu tidak sebagus yang diharapkan.

Pada September, hampir 16.000 catatan kasus positif COVID-19 hilang dari sistem selama beberapa hari, sehingga membuat keterlambatan pada penelusuran kontak. Pemerintah menyalahkan sistem berkas "turunan" yang memotong data setelah 65.000 baris masukan data.

Menurut hitungan Reuters seperti dikutip Antara, hingga saat ini tercatat sekitar 1,6 juta kasus infeksi COVID-19 di Inggris serta lebih dari 57.500 kematian.***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler