Australia Dilanda Gelombang Panas Dengan Suhu Diatas 40 Derajat Celcius

30 November 2020, 10:23 WIB
Ilustrasi /instagram/

PORTAL BREBES - Gelombang panas terjadi di Australia. Tercatat suhi di siang hari pada akhir pekan (Sabtu-minggu) kemarin telah mencapai 40 derajat celcius. Kondisi yang sama juga terjadi pada malam harinya dimana suhu tidak turun dari 25,3 derajat celcius di pusat Sydney.

Biro meteorologi setempat mencatat, suhu yang terjadi merupakan yang terpanas sejak pencatatan dimulai. Dimana suhu telah mencapai 30 derajat Celcius pada pukul 4:30 Minggu pagi, sebelum mencapai di atas 40 derajat untuk hari kedua berturut-turut.

"New South Wales berada di tengah gelombang panas yang parah,"kata Agata Imielska dari Biro Meteorologi dikutip dari JapanToday.com.

Baca Juga: Bom Meledak dalam Mobil di Afghanistan , 30 Anggota Pasukan Keamanan Dilaporkan Tewas

Rekor siang hari untuk November jatuh di tempat lain di tenggara Australia, dengan kota pedalaman Griffith dan Mildura masing-masing mencapai 43,2 dan 45,7 derajat Celcius pada hari Sabtu.

Gelombang panas juga telah menyebabkan kebakaran hutan.  Sejumlah kebakaran terjadi pada Minggu, termasuk satu di pinggiran barat Sydney yang menurut Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan NSW merusak sebuah properti.

Lebih dari 60 kebakaran hutan masih terjadi di seluruh negara bagian, tetapi sebagian besar telah dikendalikan oleh petugas pemadam kebakaran karena perubahan angin selatan dan penurunan suhu.

Itu adalah ledakan pertama dari aktivitas kebakaran hutan yang signifikan sejak kebakaran dahsyat 2019-2020, yang membakar area seluas Inggris Raya.

Baca Juga: Dua Warga Israel Ditutuh Selundupkan Narkoba Seberat 237 Kg oleh Polisi Jepang

Musim kebakaran juga membunuh atau membuat hampir tiga miliar hewan mengungsi dan merugikan perekonomian sekitar US $ 7 miliar.

Gelombang panas terbaru datang hanya dua minggu setelah para ilmuwan pemerintah memperingatkan negara yang bergantung pada bahan bakar fosil untuk bersiap menghadapi hal yang lebih buruk di masa depan.

Ini setelah adanya prediksi perubahan iklim akan terus terpuruk termasuk kebakaran hutan, kekeringan dan topan di Australia.

Perdana Menteri Konservatif Scott Morrison berulang kali mengecilkan kaitan antara perubahan iklim dan kebakaran hutan, dan telah berkomitmen untuk mempertahankan Australia sebagai salah satu pengekspor bahan bakar fosil terkemuka dunia.

Tetapi warga Australia semakin khawatir tentang perubahan iklim, dengan jajak pendapat baru-baru ini oleh Institut Lowy Sydney menunjukkan hampir 90 persen percaya bahwa itu adalah ancaman kritis atau penting.***

Editor: Harviyanto

Sumber: Japan Today

Tags

Terkini

Terpopuler