Tokyo Waspada Tingkat Tinggi, Lonjakan Penderita Covid-19 Harian Mencapai 800 Orang

17 Desember 2020, 17:00 WIB
Perempatan Shibuya, Tokyo, Jepang/Pixabay/ /

PORTAL BREBES - Ibu kota Jepang Tokyo yang akan menjadi tempat penyelenggaraan Olimpiade pada Juni 2021 mendatang, saat ini berada pada tekanan pandemi COVID-19 terhadap sistem medis kota sangat parah.

Atas kondisi tersebut Tokyo menaikkan status kewaspadaan ke tingkat tertinggi saat jumlah kasus COVID-19 melonjak ke rekor yang paling tinggi.

Pada pertemuan komite pengawas COVID-19 yang dihadiri oleh Gubernur Tokyo Yuriko Koike, seperti dilansir Antara, Kamis 17 Desember 2020, seorang petugas kesehatan mengatakan situasi telah menjadi sulit untuk menyeimbangkan perawatan pasien COVID-19 dengan pasien reguler.

Baca Juga: Karimunjawa Bisa Jadi Pilihan untuk Libur Natal dan Akhir Tahun

Sebab tempat tidur rumah sakit terisi penuh. Kondisi itu menurutnya, memberikan peringatan "berbahaya" untuk kesiapsiagaan medis untuk pertama kalinya.

Diperoleh keterangan, jumlah kasus positif COVID-19 di Tokyo pada Kamis 17 Desember 2020 melonjak ke rekor harian lebih dari 800 kasus, menurut lembaga penyiar NHK, melebihi rekor 678 kasus pada sehari sebelumnya.

Wilayah metropolitan itu sebulan lalu meningkatkan kewaspadaan COVID-19 untuk kasus baru, kategori berbeda, ke tingkat tertinggi.

Otoritas mempertahankan status tersebut untuk kesiapsiagaan medis pada level tertinggi kedua pada saat itu, yang mengindikasikan perlunya penambahan kapasitas rumah sakit, tetapi kondisi itu masih satu tingkat di bawah kondisi kritis.

Baca Juga: Tujuh Zodiak yang Bakal Mendapat Pekerjaan Bagus di 2021

Wabah virus corona telah menyebabkan beras dan mi instan menghilang dari rak-rak supermarket di Tokyo tahun ini, Kaoru Okada, 36, memutuskan untuk meninggalkan ibu kota karena khawatir dengan ketahanan pangan.

Okada menetap di kota Saku, Jepang tengah, prefektur Nagano, sekitar 160 kilometer barat laut Tokyo, mempertahankan bisnis ritel dan ekspor daringnya sambil menanam sayuran di pertanian dan menumbuk padi.

"Saya pindah dari Tokyo pada Juni setelah larangan perjalanan domestik dicabut. Saya berpikir sekarang adalah kesempatan sekali seumur hidup," kata Okada.

Baca Juga: Perhatian! Vaksinasi Covid-19 Gratis, Jokowi Larang Rumah Sakit Pungut Biaya

"Tinggal dekat dengan pusat penghasil makanan dan koneksi dengan petani memberi saya rasa aman."

Karena pandemi telah mendorong banyak perusahaan untuk mengizinkan bekerja dari rumah. Hal itu juga menyebabkan populasi mengalir keluar dari Tokyo - pertama kali terjadi dalam beberapa tahun, data pemerintah terbaru menunjukkan.

Pergeseran ini dapat mendorong Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang menjadikan revitalisasi wilayah pedesaan Jepang yang sebagai penyangga utama dari program sosioekonominya.***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler