Militer Myanmar Tembaki Pengunjuk Rasa 13 Orang Tewas, Namun Protes dan Pemogokan Nasional Berlanjut

8 April 2021, 06:10 WIB
Polisi Myanmar bentrok dengan para demonstran di kota Yangon. /Dok.Reuters/

PORTAL BREBES - Upaya menuntut pemulihan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi yang dilakukan melalui unjuk rasa serta protes dan pemogokan nasional dihadapi tentara Myanmar menggunakan kekuatan mematikan.

Tentara Myanmar menembaki pengunjuk rasa anti kudeta hingga menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai beberapa orang lainnya pada Rabu 7 April 2021.

Pasukan keamanan melepaskan tembakan terhadap pengunjuk rasa di kota barat laut Kale ketika mereka menuntut pemulihan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi, kata media domestik.

Sementara itu, sedikitnya tujuh ledakan kecil terdengar di Yangon, termasuk di gedung-gedung pemerintah, rumah sakit militer, dan pusat perbelanjaan, kata penduduk setempat.

Tidak ada korban jiwa dan tidak ada klaim tanggung jawab. Penguasa militer negara itu mengatakan gerakan pembangkangan sipil "menghancurkan" Myanmar.

Baca Juga: Zodiak Sagitarius Hari Ini Kamis 8 April 2021 : Akan Menghadapi Situasi yang Menguji Kekuatan Cinta

Baca Juga: Zodiak Scorpio Hari Ini 8 April 2021 : Kartu Memperlihatkan Adanya Nama dan Ketenaran

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala junta, mengatakan bahwa gerakan pembangkangan sipil, atau CDM, telah menghentikan pekerjaan rumah sakit, sekolah, jalan, perkantoran, dan pabrik.

"Meski protes dilakukan di negara tetangga dan dunia internasional, namun tidak merusak bisnis. CDM adalah kegiatan untuk menghancurkan negara," kata dia dalam pernyataan yang dirilis Rabu.

Menurut kelompok advokasi Asosiasi Tahanan Politik (AAPP), sebanyak 581 orang, termasuk puluhan anak-anak, telah ditembak mati oleh pasukan dan polisi dalam kerusuhan yang berlangsung hampir setiap hari sejak kudeta, dan pasukan keamanan telah menangkap hampir 3.500 orang, dengan 2.750 orang di antaranya masih tertahan.

Di antara mereka yang ditahan adalah Suu Kyi dan tokoh-tokoh terkemuka di partai Liga Nasional untuk Demokrasi, yang memenangkan pemilihan pada November tahun lalu yang dibatalkan oleh kudeta tersebut.

Kemampuan gerakan anti-kudeta yang sebagian besar dipimpin oleh pemuda untuk mengatur kampanye dan berbagi informasi melalui media sosial dan pesan instan telah dilumpuhkan oleh pembatasan internet.

Baca Juga: Sinopsis Radha Krishna Kamis 8 April 2021 : Radha Melihat Dirinya Menjadi Sapi

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Kamis 8 April 2021: Kondisi Keuangan Semakin Meningkat

"Myanmar telah runtuh secara bertahap ke dalam jurang informasi sejak Februari. Komunikasi sekarang sangat terbatas dan hanya tersedia untuk beberapa orang," kata Alp Toker, pendiri observatorium pemblokiran internet NetBlocks, kepada Reuters seperti dikuptip PortalBrebes.Com dari Antara.

Sementara itu di Jakarta, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab membahas bagaimana Inggris dan masyarakat internasional dapat mendukung upaya Asia Tenggara untuk menyelesaikan krisis di Myanmar, kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi setelah pertemuannya dengan Raab.

Indonesia termasuk di antara beberapa negara Asia Tenggara yang mendorong pembicaraan tingkat tinggi tentang Myanmar.

Baca Juga: Zodiak Libra Hari Ini Kamis 8 April 2021 : Posisi Planet Menunjukkan Ada Rintangan Tak Terduga

Thailand, tetangga Myanmar dan yang memiliki hubungan militer dekat dengan junta, mengatakan pada Rabu bahwa mereka tidak setuju dengan kekerasan tersebut tetapi masalah tersebut harus ditangani dengan hati-hati.

"Kami tidak dapat benar-benar melakukan apa yang kami inginkan karena kami telah berbagi perbatasan dan kami perlu hidup dan bergantung satu sama lain di banyak wilayah," kata Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2014 ketika menjadi panglima militer, sebelum mengambil peran sipilnya saat ini pada 2019.***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler