Mayat Covid-19 Dibuang di Sungai Gangga, Puluhan Jasad Mengapung dan Membusuk

- 12 Mei 2021, 19:05 WIB
Puluhan jenazah yang diduga  pasien Covid-19 ditemukan di Sungai Gangga, India.
Puluhan jenazah yang diduga pasien Covid-19 ditemukan di Sungai Gangga, India. /Dok Jakartautaranews/

PORTAL BREBES - Mahalnya biaya kremasi dan penanganan jenazah, mayat pasien Covid-19 di India diduga mulai dibuang di Sungai Gangga.

Akibatnya sungai yang dianggap suci oleh kalangan masyarakat setempat sering ditemukan jasad yang tengah mengapung dan membusuk.

Dugaan itu mencuat menyusul adanya temuan sekitar 71 mayat yang mengapung di alur Sungai Gangga dalam sehari pada Senin 10 Mei 2021 lalu dan langsung menjadi perhatian dunia. Namun, pihak berwenang setempat buru-buru membantahnya pada Selasa, 11 Mei 2021.

Seperti dikutip PortalBrebes.Com dari Reuter, Rabu 12 Mei 2021 pejabat di negara bagian Bihar membenarkan ada temuan 71 mayat mengambang di Sungai Gangga pada Senin, 10 Mei 2021.

Sementara para politisi negara tetangga Uttar Pradesh, malah menyebutkan bahwa jumlah mayat yang ditemukan mencapai 100 mayat dalam sehari.

Baca Juga: Sukamta Ingatkan Kehadiran Kapal Perang China ke Indonesia Patut Diwaspadai

Adanya temuan itu para pakar medis terkait Covid-19 mengungkapkan rasa kekhawatirannya. Mereka masih menduga-duga dan takut virus Covid-19 mencemari air di Sungai Gangga dan khawatir bisa menularkan.

“Meskipun tidak ada penelitian global mengenai apakah virus bisa menyebar melalui mayat di air, saya sangat yakin air sekarang tercemar,” kata Dr. Mohsin Wali.

Saat ini pihak medis India tengah menunggu hasil otopsi sejumlah mayat yang diambil dari sungai.

Soal Kotoran Sapi
Selain masalah pembuaangan mayat pasien Covid-19 di Sungai Gangga, para dokter di India memperingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan kotoran sapi sebagai obat menangkal virus Covid-19.

Mereka juga menyatakan praktik penggunaan kotoran sapi yang diyakini mampu menangkal Covid-19 tersebut tidak ada bukti ilmiah, untuk keefektifannya dan bahkan berisiko menyebarkan penyakit lain.

Baca Juga: Para Pencari Tuhan Semakin Menarik, Ini Jadwal Acara SCTV Rabu 12 Mei 2021

Para dokter dan Ilmuwan di India dan di seluruh dunia telah berulang kali memperingatkan agar tidak mempraktekkan pengobatan alternatif untuk Covid-19.

Sebab hal itu malah dapat menyebabkan rasa aman yang salah dan memperumit masalah kesehatan.

“Tidak ada bukti ilmiah yang konkret bahwa kotoran sapi atau urin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap Covid-19, itu sepenuhnya didasarkan pada keyakinan,” kata Dr JA Jayalal, Presiden Nasional di Indian Medical Association.

Ia menegaskan bahwa dengan mengolesi atau mengonsumsi produk ini, penyakit lain dapat menyebar dari hewan ke manusia dan hal itu akan berisiko terhadap kesehatan.

Selain itu muncul kekhawatiran lain bahwa, praktik tersebut dapat berkontribusi pada penyebaran virus karena melibatkan orang yang berkumpul dalam kelompok tersebut.

Baca Juga: Saksikan Grand Final Hafidz Indonesia, Ini Jadwal Acara RCTI Hari Rabu 12 Mei 2021

Meski Madhucharan Das yang bertanggung jawab atas penampungan sapi lain di Ahmedabad, mengatakan mereka membatasi jumlah peserta.

Pandemi virus corona telah menyebabkan kehancuran di India, dengan 22,66 juta kasus dan 246.116 kematian dilaporkan sejauh ini.

Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi, dan warga di seluruh negeri berjuang untuk menemukan tempat tidur rumah sakit, oksigen, atau obat-obatan, menyebabkan banyak yang meninggal karena kurangnya perawatan.***

Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com berjudul "Sungai Gangga Diduga Jadi Lokasi Pembuangan Mayat Covid-19".***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Pikiran-Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x