“Kita lakukan strategi penanganan jangka pendek terlebih dahulu, terutama di bulan Juli sampai Agustus ini. Sehingga harapannya, angka stunting kita bisa berubah, menurun. Setelah itu, kita fokuskan kerja kolaborasi yang lebih luas di 2023, di mana semua pihak harus bergerak, berkontribusi menurunkan angka stunting,” ujarnya.
Baca Juga: Harga BBM dan Gas Elpiji Naik, ini Daftarnya
Menurut Ardie, salah satu upayanya yakni menggencarkan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak di bawah usia dua tahun (Baduta), pelatihan pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dan pemantauan pertumbuhan perkembangan serta pemberian imunisasi dan vitamin A.
“Selain itu juga pemberian makanan tambahan, obat cacing, vitamin A bagi balita dan perawatan stunting dan gizi buruk di TFC (theraupetic feeding center) sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terpantau,” tandasnya.
Seperti diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Baca Juga: 11 Daerah ini Wajib Daftar saat Beli Pertalite, Tegal dan Brebes Termasuk? Ini Faktanya
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.***