Volume Sampah ke TPA Penujah Terus Berkurang, Jumlahnya Jadi 400 Ton Perhari dari 516 Ton

- 20 Maret 2024, 12:30 WIB
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto saat memeringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto saat memeringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 /Doc/

PORTAL BREBES – Volume sampah masyarakat Kabupaten Tegal yang dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Penujah terus berkurang menjadi 400 ton per hari.

Hal ini disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto saat memeringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 tingkat Kabupaten Tegal yang dipusatkan di Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Jalingkos di Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah, Rabu 28 Februari 2024 lalu.

Sebelumnya, volume sampah yang dibawa ke TPA Penujah sepanjang tahun 2021 rata-rata mencapai 609 ton per hari. Jumlah ini berkurang menjadi 516 ton per hari di tahun 2022 dan kemball berkurang menjadi 400 ton per hari di tahun 2023.

Baca Juga: 170 Anak Yatim SD/MI di Tegal Selatan Terima Bantuan Baznas Kota Tegal

Penurunan volume sampah ini salah satunya didukung oleh gerakan Merdeka Sampah yang berperan penting menumbuhkan kepedulian komunitas warga dan tanggung jawab pemerintah desa dalam mengelola sampah di lingkungannya.

Joko menuturkan, Pemkab Tegal terus berupaya mengurangi sampah plastik. Hal tersebut sejalan dengan pasal 16 Peraturan Bupati Tegal Nomor 48 Tahun 2019 yang mengatur tentang pengurangan penggunaan plastik dan styrofoam di pusat perbelanjaan dan toko swalayan, atau bahkan pasar rakyat

“Saya berharap bahwa peringatan HPSN ini bukan hanya sebatas seremonial saja. Ingat, tidak ada kata berhenti untuk mengurangi sampah, termasuk sampah plastik,” ucap Joko.

Baca Juga: Di Tegal Ada LPK yang Beroperasi Seperti Jasa PJTKI, Selain Pelatihan Kerja Juga Berangkatkan Naker ke Korea

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi mengatakan jika saat ini ada empat krisis yang sedang dan akan dialami masyarakat. Pertama, krisis air bersih yang kemungkinan akan dirasakan dampaknya secara luas mulai tahun 2025 mendatang. Hal tersebut terjadi karena dampak perubahan iklim global.

Kedua, krisis sampah yang menurutnya tidak kunjung selesai sepanjang jumlah penduduk terus bertambah namun tidak disertai dengan kesadaran perilakunya mengelola sampah. Ketiga, alih fungsi lahan terbuka menjadi terbangun seperti lahan pertanian menjadi permukiman dan industri ataupun lahan hutan menjadi lahan pertanian terbuka. Keempat adalah krisis kebencanaan yang terus meningkat karena dampak dari tiga krisis tersebut.

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x