Sekda Amir : Fenomena Perilaku Menyimpang dari Pelajar Banyak Dipengaruhi oleh Media Sosial

- 22 Maret 2024, 14:15 WIB
Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal, Amir Makhmud
Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal, Amir Makhmud /Doc/

PORTAL BREBES - Fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar ataupun remaja, antara lain gaya pacaran yang menjurus pada seks bebas, tawuran, penggunaan narkoba, vandalisme seperti corat coret dinding, judi online, hingga bullying di sekolah diyakini banyak dipengaruhi oleh media sosial.

Informasi disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal, Amir Makhmud saat berlangsungnya Forum Perangkat Daerah Penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Tahun 2024 di Aula Dinas Dikbud, Kamis 29 Februari 2024 lalu.

Amir menilai, trend kehidupan masyarakat modern yang saat ini sedang menuju dunia buatan atau artificial living (AI) semakin terhubung tanpa pekat.

Baca Juga: Kepengurusan Dewan Kesenian Kota Tegal Resmi Dilantik Wali Kota Tegal

"Inilah yang mendorong banyak perubahan di berbagai sisi," ujarnya.

Oleh karena itu, Amir meminta untuk tenaga pendidik bisa mendorong kecakapan, kecerdasan dan karakter dari anak-anak muda untuk dibekali dengan kecerdasan yang baru dan semakin relevan.

Dikatakan, penting bagi guru pendidik dan orangtua agar bisa memahami karakteristik era digital society saat ini. Sebab saat menjelajah di dunia maya atau cyberspace, tanpa disadari akan banyak ditemui kejahatan digital di sana.

Baca Juga: Polres Tegal Kota Gelar Razia, Amankan Ratusan Botol Miras

Oleh karenanya, pihaknya terus berupaya mengintervensi agar anak mau kembali bersekolah melalui gerakan Yuh Sekolah Maning yang dirasa sudah cukup optimal dari sisi alokasi program Kejar Paket A dan B. Meskipun dari sisi partisipasinya baru menjangkau sekitar 50 persen dari yang ditargetkan. Menurutnya memang karena tidak mudah mengajak anak usia sekolah yang putus sekolah untuk kembali bersekolah.

“Harus ada kerja sama yang baik dan intensif dengan banyak pihak, termasuk pemerintah desa untuk mendorong para orangtua agar menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus pendidikan dasar, tidak sebaliknya, mengajak anak-anaknya ikut bekerja membantu orangtua sampai meninggalkan bangku sekolah,” ujarnya.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x