"Selama ini, kami tidak hanya mengandalkan aliran dari sumber mata air Kali Bulakan saja, tapi kami juga mengandalkan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) milik pemerintah provinsi yang diperoleh dengan cara membeli. Jumlah debit air dari sumber air yang diproduksi saat ini memang masih jauh dari harapan," kata Hasan.
Baca Juga: Ngeri! Pelaku Pesugihan Omah atau Kandang Bubrah Akan Tega Tumbalkan Seluruh Anggota Keluarganya
Hasan mengemukakan, satu-satunya cara untuk bisa menambah jumlah air yang diproduksi adalah dengan memiliki sumber air sendiri.
"Kami sudah lama merencanakan agar bisa mengekplorasi air permukaan yang ada di sungai Ketiwon untuk diolah menjadi sumber air baru sehingga bisa menambah ketersediaan air yang diproduksi. Dengan demikian cakupan pelanggan akan dapat memenuhi angka ideal," ujarnya.
Lebih jauh Hasan menjelaskan, selain keterbatasan sumber air, finasial untuk pembiayaan produksi mulai eksplorasi sampai distribusi juga menjadi bagian dari kendala.
Baca Juga: Peringati HUT Ke-48 Perumda Air Minum Tirta Bahari Tegal Ditandai dengan Peresmian Mushola
Oleh karena itu, Hasan berharap ada kebijakan anggaran di APBD untuk menganggarkan dana yang dikapling sebagai penyertaan modal.
"Kalaupun APBD tidak bisa memberikan penyertaan modal, paling tidak ada prosentase tertentu khusus untuk pengelolaan air bersih. Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk melayani masyarakat akan kebutuhan air bersih," papar Hasan.***