Catat! Ini Tafsir yang Benar Untuk Tradisi Rosulan Jelang Gelar Acara Hajatan

26 Juni 2022, 17:08 WIB
Ustad Agus Santoso, berbaju putih, dalam sebuah acara tradisi rosulan /Riyanto Jayeng/

PORTAL BREBES- Bagi masyarakat Jawa Tengah biasanya sebelum memulai acara Hajatan Pengantin atau Khitanan, akan didahului dengan Tradisi Rosulan.

Umunya, tradisi Rosulan digelar sehari sebelum hajatan. Sayangnya, tidak banyak orang tahu makna dari tradisi Rosulan itu.

Sehingga, pelaksanaan tradisi rosulan digelar tanpa makna. Biasanya, tuan hajat hanya mengundang beberapa tetangga lalu acara diisi dengan doa- doa tahlil dan pulangnya para tetangga dikasih bingkisan nasi bungkus yang disebut Brekat.

Baca Juga: Menyedihkan, Rumah Seorang Buruh Tani di Harjosari Tegal Ludes Terbakar

Menurut pemerhati hubungan kemasyarakatan dari Kota Tegal, Ustad Agus Santoso, pelaksanaan tradisi rosulan yang saat ini sering dilakukan ternyata salah kaprah.

Ustad Agus mengatakan, yang dimaksud dengan tradisi Rosulan sebenarnya adalah mengundang orang- orang yang nantinya akan diutus oleh tuan hajat guna kelancaran acara hajatan pengantin atau khitanan.

"Itulah mengapa disebut Rosulan, artinya Rosul itu kan utusan. Maka yang diundang itu orang- orang yang akan diutus," kata Ustad Agus.

Baca Juga: Simak! Apa Yang Disampaikan Kepala KSP Moeldoko Soal Kedaulatan Wilayah RI

Dijelaskan, di beberapa daerah, tradisi Rosulan juga ada yang menyebutnya Kubur-kubur. Itu dikarenakan di dalam Rosulan itu ada ritual memanjatkan doa bagi para leluhur tuan hajat yang sudah berada di alam kubur.

Di daerah Jawa Tengah lainnya mungkin saja ada yang menyebutnya tradisi gelar klasa atau gelar tikar. Itu dikandung maksud karena akan ada hajatan besar maka diawali dengan gelar tikar untuk pertama kalinya yang berisi ritual munajat doa bagi para ahli kubur.

Baca Juga: Ini Dia Kupat Bongkok Khas Tegal yang Menggugah Selera

"Orang orang yang diundang adalah mereka yang nanti menjadi utusan untuk urusan undangan, dekorasi dan perlengkapan acara, urusan dapur dan kesiapan masakan, urusan pranata acara, dan lain-lain lain," ujarnya.

Ustad Agus menjelaskan idealnya trasisi rosulan itu digelar seminggu atau 5 hari sebelum jatuh waktu hajatan pengantin atau khitanan.

Hal itu dikandung maksud agar segala urusan para utusan yang masih belum lengkap bisa segera disempurnakan.

Baca Juga: Lihat! Apa Tanggapan Wakil Walikota Tegal Jumadi Saat Dikatain Tidak Punya Etika

"Jadi dalam tradisi rosulan, selain ritual membaca doa untuk para leluhur yang sudah di alam kubur, juga ada dialog antara tuan hajat dan para calon utusan. Dalam acara Rosulan itu pula, tuan hajat meminta ijin kepada para tetangga yang kemungkinan besar akan terdampak dari hiruk pikuknya acara hajatan, " terang Ustad Agus.***

Editor: Dewi Prima Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler