8 Cara Mengurangi Nyeri Haid Tanpa Obat, Bisa Dilakukan di Rumah

24 Januari 2023, 20:48 WIB
Ilustrasi- Cara Mengatasi Nyeri saat Haid. /

PORTAL BREBES - Nyeri haid atau dismenorea adalah nyeri yang timbul sebelum atau saat menstruasi.

Nyeri haid kerap dialami oleh wanita, tepatnya di perut bagian bawah.

Keluhan nyeri haid ini bisa terasa ringan dan tidak mengganggu, hingga terasa berat dan tak tertahankan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Apa Dampak Buruk Minum Sambil Berdiri? Yuk Simak Ulasannya!

Nyeri haid tidak selalu harus diatasi dengan minum obat, karena ada beberapa cara lain yang dapat mengurangi nyeri haid.

Mengutip dari dinkes.kalbarprov.go.id, berikut cara mengurangi nyeri haid dengan skala ringan yang bisa Anda coba di rumah:

1. Kompres hangat.

Memberikan kompres hangat di area perut mampu meredakan nyeri. Kompres hangat bisa meningkatkan aliran darah, menurunkan ketegangan otot, dan mengurangi rasa nyeri.

Anda bisa membuat kompres dari bantalan pemanas listrik, botol air panas, atau alat kompres.

2. Pijat perut dengan minyak esensial

Anda bisa mengurangi rasa sakit haid dengan memijat bagian perut memakai minyak esensial.

Penelitian menemukan pijatan memakai campuran minyak esensial bisa mengurangi kram perut. Jenis minyak esensial yang digunakan seperti minyak lavender, mawar, kayu manis, cengkeh dan lainnya.

Baca Juga: Soto Ayam Kuah Kuning yang Rasanya Menggugah Selera

Para ahli menjelaskan, memijat perut memakai gerakan melingkar selama lima menit setiap hari, bisa mengurangi kram dan meningkatkan sirkulasi darah di perut.

Lakukan sebelum dan selama periode haid, pijatan pada tubuh bisa meredakan rasa sakit dan melepaskan senyawa endorfin.

3. Perbanyak minum air.

Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air.
Air hangat dapat membantu meredakan kram, yang bekerja untuk meningkatkan aliran darah di sekitar kulit serta melemaskan otot-otot yang kram.

4. Mengonsumsi pisang.

Buah pisang banyak mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti vitamin C, vitamin B6, protein, kalium, magnesium, serat, dan air.

Karena kaya akan air dan kalium, pisang dapat membantu mengatasi timbulnya kram saat haid.

5. Kurangi kafein dan makanan asin.

Kafein pada kopi, teh, soda, dan cokelat, perlu dihindari karena bisa memperparah kram perut.

Anda dapat mengganti kopi dan teh dengan minuman lemon hangat atau jahe yang bagus untuk nyeri haid.

Lemon dan jahe dapat membantu mengurangi sakit perut dan memberi efek menenangkan.

6. Konsumsi kunyit

Kurkumin, bahan kimia alami dalam kunyit, dapat membantu meredakan gejala sindrom pramenstruasi (PMS).

Sebuah studi pada 2015 mengamati 70 wanita yang mengonsumsi dua kapsul kurkumin selama 7 hari sebelum menstruasi dan tiga hari setelahnya. Peserta melaporkan penurunan PMS yang signifikan.

Kunyit diyakini ampuh mengatasi rasa nyeri berupa kram perut, karena kandungan kurkuminnya bisa menghambat produksi prostaglandin berlebih yang ada dalam rahim.

7. Berolahraga ringan.

Mungkin Anda merasa malas untuk berolahraga ketika sedang datang bulan.

Namun dengan berolahraga atau latihan fisik, Anda dapat melepas endorfin yaitu zat kimia dari dalam tubuh yang memiliki efek untuk mengurangi rasa nyeri dan memicu perasaan senang.

Lakukan latihan ringan seperti berjalan kaki dan latihan postur yoga yang direkomendasikan saat haid.

8. Redakan stres psikologis.

Stres merupakan kondisi emosional yang normal terhadap suatu kondisi.

Namun, sebisa mungkin kita berusaha untuk bisa meredakan stres dalam kondisi apapun.

Stres psikologis berisiko menambah kram dan tingkat keparahan dari menstruasi itu sendiri.

Anda bisa mengurangi stres dengan meditasi, jalan santai, dan melakukan hal yang disukai.

Itulah beberapa cara untuk mengurangi nyeri haid yang bisa Anda lakukan.***
Nyeri haid yang timbul sesekali bukanlah hal berbahaya dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Sebaliknya, Anda perlu waspada, jika kondisi ini terjadi setiap kali datang bulan.
Jika nyeri haid tidak kunjung membaik meski telah minum obat pereda nyeri atau bahkan bertambah parah sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan.***

Editor: Yudhi Prasetyo

Tags

Terkini

Terpopuler