Apa itu Rubella? Yuk Simak Penjelasannya!

- 9 Maret 2023, 14:45 WIB
Ilustrasi ruam merah pada kulit
Ilustrasi ruam merah pada kulit /pixabay/

PORTAL BREBES - Setiap orang berisiko tertular penyakit campak, terutama orang yang belum divaksinasi.

Namun, orang yang sudah divaksinasi tetapi belum terbentuk kekebalannya juga dapat tertular rubella.

Menjadi perhatian penting adalah efek yang ditimbulkan setelah tertular penyakit campak dan rubella.

Baca Juga: Hati-hati yang Sedang Patah Hati, Penyakit Jantung Dapat Mengintai: Sebabkan Kematian?

Mengutip dari dinkes.mojokertokab.go.id, rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit.

Rubella umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah.

Penularan utamanya dapat melalui butiran liur di udara yang di keluarkan penderita melalui batuk atau bersin.

Baca Juga: Ternyata Maag Bukan Sebuah Penyakit! Lalu Apa Penyebab dan Bagaimana Cara Mencegahnya? Simak Berikut Ini

Berbagi makanan dan minuman dalam piring atau gelas yang sama dengan penderita juga dapat menularkan rubella. Sama halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah memegang benda yang terkontaminasi virus rubella.

Gejala utama dari rubella adalah ruam berwarna merah muda yang khas.

Dimulai dengan bintik-bintik gatal, yang menyebar dari belakang telinga ke kepala dan leher, kemudian bagian tubuh atas lainnya.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Gejala Penyakit Lemah Jantung

Ruam biasanya berlangsung sampai seminggu. Gejala utama lainnya adalah pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar telinga dan belakang kepala, suhu badan tinggi mencapai 38 derajat Celcius, atau lebih dan badan menggigil.

Gejala yang kurang umum lainnya pada orang dewasa adalah arthritis dan arthralgia (peradangan dan nyeri sendi).

Walau sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak.

Baca Juga: Waspadai Penyakit yang Sering Terjadi Saat Musim Hujan

Penyakit ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak.

Namun, jika menyerang wanita yang sedang hamil, terutama sebelum usia kehamilan lima bulan, rubella berpotensi tinggi untuk menyebabkan sindrom rubella kongenital atau bahkan kematian bayi dalam kandungan.

Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung kongenital, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru.

Baca Juga: Bhabinkamtibmas Bersama Warga Bersih-bersih Lingkungan, Antisipasi Banjir dan Penyebaran Penyakit

Diabetes tipe 1, hipertiroidisme, hipotiroidisme, serta pembengkakan otak juga dapat berkembang pada anak yang terlahir dengan sindrom ini.

Tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan infeksi yang sudah terjadi, tetapi penggunaan obat-obatan dapat meringankan gejala. Vaksinasi dapat membantu mencegah penyakit ini.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah