Emil Salim Berharap Pengganti Edhy Prabowo Paham Tata Kelola Laut dan Bukan dari Partai Politik

27 November 2020, 13:30 WIB
KETUA Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2010-2014 Emil Salim saat menyampaikan arahan dalam penandatanganan naskah serah terima dan penyerahan dokumen laporan tugas wantimpres periode 2010-2014 di kantor Wantimpres, Jakarta, Selasa (3/2/2015).* /


PIKIRAN RAKYAT - Pakar ekonomi senior Emil Salim berharap pengganti Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan tokoh yang paham tata kelola laut dan bukan dari partai politik.

Sebab menurutnya, dibutuhkan teknologi serta bimbingan dari negara untuk atasi ketertinggalan nelayan Indonesia dengan Vietnam.

Hal itu sebagaimana dikutp PortalBrebes.Com dari laman Pikiran-Rakyat.Com dalam artikel, Jumat 27 November 2020, Soal Pengganti Edhy Prabowo, Emil Salim: Bisakah Bapak Jokowi Angkat Tokoh Bukan dari Parpol?

Kabar penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang mengejutkan berbagai pihak.

Baca Juga: Luhut Jabat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sementara Gantikan Edhy Prabowo

Edy Prabowo kini ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan ke-6 rekannya oleh KPK dalam kasus penetapan izin ekspor benih lobster.

Ikut menyoroti kasus yang terjadi, pakar ekonomi senior Emir Salim ikut buka suara. Hal itu terpantau seperti yang disuarakan dalam akun twitternya.

Dalam sebuah unggahan di akun Twitter @emilsalim2010, ekonom senior itu menuturkan jika laut Indonesia itu luas dan kaya akan kehidupan, namun kondisi itu berbanding terbalik dengan nelayannya.

Emil Salim menuliskan jika nelayan di Indonesia masih banyak yang miskin dan kekurangan, ia mengharapkan ada peran pemerintah untuk mengatasinya.

Dibandingkan dengan mengekpor benih lobster atau benur ke negara tetangga, Emil Salim justru meminta pemerintah memberi pelatihan kepada nelayan.

Baca Juga: Minta Maaf ke Jokowi dan Prabowo, Edhy Prabowo Akan Mundur dari Jabatan Menteri dan Ketua Gerindra

"Bisakah Pemerintah mendidik nelayan kita kembangkan benur jadi lobster yg tinggi harganya ketimbang ekspor benur ke Vietnam bikin makmur orang-orang partai negeri di atas derita kemiskinan rakyat nelayan?," tulisnya di akun Twitter @emisalim2010 yang diunggah 25 November 2020.

Dalam unggahan yang berbeda, Emil alim juga turut mengikuti sejumlah diskusi yang ditayangkan di televisi terkait dengan Menteri KP dari berbagia sudut.

Namun, ia menyayangkan banyak hal yang luput dari pandangan terutama soal nelayan yang paling merasa kesulitan.

Emil menuturkan jika kekurangan nelayan ada pada hasil tangkap yang bergantung ada cuaca.

Untuk itu menurutnya, dibutuhkan teknologi serta bimbingan dari negara untuk atasi ketertinggalan nelayan Indonesia dengan Vietnam.

Lebih lanjut, Emil menuliskan jika isi laut tropis kepulauan Indonesia adalah yang terkaya di dunia tetapi nelayannya miskin.

Maka dari itu ia memberikan saran kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengangkat seseorang yang paham soal kelola laut bukan dari partai politik.

Baca Juga: Uang Suap 3,4 Miliar Digunakan Eddy untuk Belanja Barang Mewah di Honolulu, AS

"Bisakah Bapak Presiden mengangkat tokoh yg faham kelola laut lestari ditopang hasil kerja nelayan kita yang trampil berkat dedikasi dan pimpinan Menteri KP baru yg bukan dari Parpol?," ujar Emil Salim dalam Twitternya.

"Jika isi laut tropis kepulauan kita terkaya di dunia tetapi nelayannya miskin, bisakah Bapak Presiden mengangkat tokoh yg faham kelola laut lestari ditopang hasil kerja nelayan kita yg trampil berkat dedikasi & pimpinan Menteri KP baru yg bukan dari Parpol?— Emil Salim (@emilsalim2010) November 26, 2020.

Namun dengan kursi jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan yang kosong, pemerintah kemudian menunjuk Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk memegang jabatan sementara.***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler