SBY Prihatin Kondisi Negara, dari Soal Vaksinasi Hingga Hutang yang Menggunung

8 Januari 2021, 19:29 WIB
Presiden ke 6 RT Susilo Bambang Yusdhoyono yang akrab disapa SBY/Instagram/@sb.yudhoyono /

PORTAL BREBES - Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pendapat dan pandangan menarik atas catatanya tentang perkembangan bangsa ini dari berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia.

Dalam unggahannya di akun Facebook @SBYudhoyono, Jumat 8 Januari 2021, menurut SBY demikian Susilo Bambang Yudhoyono akrab disapa, tahun 2020 yang baru dilalui merupakan tahun musibah dan tahun ujian.

Karena secara global, pandemi corona yang amat ganas telah memakan korban jiwa sebesar 1,8 juta dan yang terjangkit mencapai 85 juta orang. Dampak dan ikutannya adalah krisis ekonomi yang memukul semua negara di dunia.

Namun menurut pantauan SBY, sikap masyarakat dalam menghadapi tahun baru 2021 cukup beragam. Ada yang pesimis, ada pula yang optimis. Ada yang pasrah dan masa bodoh, ada juga yang punya semangat untuk ikut mengubah keadaan ke arah yang lebih baik.

Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Vaksinasi Covid-19 Wajib Bagi Masyarakat

"Saya sendiri memilih untuk bersikap lebih optimistis (cautious optimism) dan yakin bahwa negeri kita masih punya jalan untuk sukses. Artinya, peluang bagi meredanya badai corona dan pulihnya ekonomi kita memang ada," ujarnya.

Namun sungguhpun demikian, ungkapnya lebih jauh,semua itu tak datang dari langit. Jangan pula bersikap “take for granted”, seolah peluang baik itu akan datang dengan sendirinya.

Misalnya, jangan lantaran vaksin sudah datang pasti pandemi akan segera hilang. Setelah itu ekonomi kita akan pulih kembali dan bahkan tumbuh meroket.

"Jangan bersikap dan berpikir begitu. Tuhan tidak suka. Mestinya sikap dan cara berpikir kita adalah 'dengan semangat dan tekad yang baru, mari kita makin bersatu dan berikhtiar sekuat tenaga agar semua permasalahan bangsa di tahun 2021 ini dapat kita atasi'", ungkapnya menambahkan.

Terkait kondisi tersebut SBY menyampaikan pemikiran yang menurutnya sederhana. Yakni bagaimana menggunakan peluang untuk memperbaiki kondisi dan situasi negara dari hempasan krisis kembar yaitupandemi Covid-19 dan krisis ekonomi saat ini.

Baca Juga: Bantuan Sosial Tunai Rp300 Ribu Diberikan Selama 4 Bulan (Januari-April)

Dikatakan SBY, ada tiga tantangan dan permasalahan yang harus dihadapi. Pertama, pandemi corona yang harus segera diatasi. Kedua, krisis ekonomi yang harus diakhiri dan kemudian ekonomi dipulihkan kembali. Ketiga, mungkin tak terkait langsung dengan dua permasalahan yang lain, yaitu melemahnya kerukunan masyarakat karena faktor identitas, politik dan ideologi yang tak boleh dibiarkan.

Permasalahan yang ketiga tersebut, ungkapnya lebih jauh, justru lebih mendasar sifatnya dan jika diabaikan dampaknya akan sangat buruk bagi kehidupan bangsa di masa depan. Kalau tidak kita atasi dan kelola dengan baik, disharmoni sosial ini akan membuat bangsa kita benar-benar terpecah dan terbelah (divided).

Soal pandemi Covid-19, hadirnya vaksin dari berbagai jenis dan negara pembuatnya, merupakan harapan baru. Sangat mungkin vaksin dan vaksinasi menjadi titik balik (turning point) bagi pengakhiran pandemi Covid-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia.

"Saya mengikuti penjelasan Menteri Kesehatan tanggal 2 Januari 2021 bahwa vaksinasi akan tuntas dalam waktu 3,5 tahun. Satu hari kemudian diralat oleh pejabat senior Kemenkes yang mengatakan bahwa vaksinasi akan selesai dalam waktu 15 bulan. Artinya, vaksinasi terakhir terhadap manusia Indonesia akan berlangsung pada tanggal 13 April 2022," ungkapnya lebih jauh.

Baca Juga: Karomah KH Mahrus Aly Lirboyo, Hentikan Hujan saat Ada Kunjungan Menteri Agama

Terkait hal itu SBY berpendapat, segalanya mesti direncanakan, disiapkan dan dilaksanakan dengan baik tantangan dan kompleksitas vaksinasi untuk rakyat Indonesia. Misalnya faktor geografi, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.

Juga dari segi demografi, mengingat penduduk Indonesia tersebar di berbagai pelosok tanah air dan sebagian daripadanya sulit dijangkau. Juga keadaan dan kesiapan infrastruktur kesehatan masyarakat di berbagai wilayah, termasuk faktor transportasi, penyimpanan dan distribusi vaksin serta elemen logistik yang lain. Kapan berbagai jenis vaksin yang dipesan pemerintah datang di Indonesia, sesuai kesanggupan penjualnya, juga harus menjadi bagian dari perencanaan yang realistik.

Kalau tidak, kata Presiden ke RI tersebut, misalnya karena salah perencanaan dan salah hitung, bisa menimbulkan chaos tersendiri. Hal begitu juga akan membuat masyarakat kehilangan kepercayaan kepada pemerintahnya (mistrust). Kalau ini terjadi dampaknya buruk. Masyarakat bisa panik, marah dan kehilangan harapan. Keseluruhan upaya mengatasi pandemi di negeri ini juga bisa gagal.

Di luar soal vaksin, dalam tulisan bertajuk, INDONESIA TAHUN 2021 PELUANG UNTUK SUKSES ADA, JANGAN KITA SIA-SIAKAN, tantangan utama yang bakal dihadapi oleh pemerintah adalah bagaimana fiskal dan APBN bisa dikelola dengan baik. Juga bagaimana utang Indonesia dapat dikontrol secara ketat dan serius.

Baca Juga: Ifan Seventeen Bikin Citra Monica Klepek-klepek, Meski Hanya Dikasih Separuh Hati

Sebab menurutnya, utang yang ada saya sudah sangat tinggi dan karenanya tidak aman. "Persoalannya bukan hanya meningkatnya rasio utang terhadap PDB Indonesia, tetapi yang berat adalah utang yang besar itu sangat membebani APBN kita. Membatasi ruang gerak ekonomi kita," tandasnya.

Betapa beratnya ekonomi jika misalnya 40% lebih belanja negara harus dikeluarkan untuk membayar cicilan dan bunga utang. Berapa banyak yang tersedia untuk belanja pegawai dan belanja rutin, dan kemudian berapa yang tersisa untuk belanja modal dan membiayai pembangunan.

"Jadi, jangan hanya berlindung pada persentase debt-to-GDP ratio yang dianggap masih aman dan diperbolehkan undang-undang. Bukan di situ persoalannya. Persoalannya terletak pada kemampuan pemerintah untuk membayar utang itu (capability to pay) yang dirasakan sudah sangat mencekik," ungkap Susilo Bambang Yudhoyono.***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Instagram @bpptkg Facebook Bella Irana

Tags

Terkini

Terpopuler