Upaya Kudeta Terhadap Partai Demokrat Masih Bergerak, Kata AHY Karena Ada Faktor Eksternal yang Ingin Nyapres

18 Februari 2021, 10:57 WIB
Menurut Ketua DPP Partai Demokrat upaya Kudeta Terhadap Partai Demokrat Masih Bergerak, /instagram.com @agusyudhoyono/

PORTAL BREBES - Meskipun sempat ramai, upaya menggoyang Partai Demokrat melalui jalur kudeta, ternyata masih bergerak.

Hal itu dimungkinkan karena adanya faktor eksternal yang Nyapres atau mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden di Pemilu 2024.

Hal itu sebagaimana diungkapkan kembali oleh Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Rabu, 17 Februari 2021.

Putra sulung Presiden Keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyatakan hingga saat ini upaya kudeta itu masih ada.

Baca Juga: Ronaldo Mandul, Juventus Tumbang di Markas Porto

"Saya terus memantau dan menerima laporan dari para kader tentang Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) secara ilegal dan inkonstitusional; yang masih saja berupaya untuk melakukan pemberontakan dan pengkhianatan hingga saat ini," ujar AHY melalui keterangan tertulisnya, Rabu 17 Februari 2021.

Dikulansir PortalBrebes.Com dari Galamedia.Com pada artikel bertajuk, Ungkap Detail Kudeta Partai Demokrat yang Masih Bergerak, AHY Sebut Kelompok Ini Pecah Belah SBY dan Jokowi, AHY menyatakan, upaya kudeta itu menggunakan pola kuno. Disebutkan, salah satu upaya kudeta itu dilakukan dengan mempengaruhi pemilik suara.

"Polanya kuno. Pertama, berupaya untuk mempengaruhi para pemilik suara. Tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi pengurus DPD dan DPC. Tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi mantan pengurus yang kecewa, dan mengklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara."

"Kedua, berupaya mencoba mempengaruhi kita semua dengan mengklaim telah berhasil mengumpulkan suara sekian puluh bahkan sekian ratus suara; padahal itu hoax dan tipuan belaka," lanjutnya.

Disebutkasn, pola berikutnya yakni dengan rencana menggelar kongres luar biasa (KLB).

Ia mengatakan, KLB dilakukan oleh adanya faktor eksternal yang ingin maju sebagai calon presiden (capres) 2024 dengan menduduki jabatan sebagai Ketua Umum PD.

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI Hari Ini Kamis, 18 Februari 2021, Ada Sinetron Ikatan Cinta dan Silet

"Kemudian, mereka juga menggunakan alasan KLB karena faktor internal, padahal persoalannya adalah eksternal, yakni kelompok ini sangat menginginkan seseorang sebagai capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB," katanya.

"Terhadap hal itu, saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu."

"Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader. Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik. Tapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu," sambungnya.

AHY menganggap wajar partainya mengalami masalah. Namun, dia memastikan masalah tersebut dapat ditangani.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Hari Ini, Kamis 18 Februari 2021 : Jangan Hanya Andalkan Keberuntungan

 "Selanjutnya, sebagai bentuk kewaspadaan kita, para pelaku GPK-PD telah membaca AD ART yang telah kita sepakati bersama dan telah disahkan oleh Kemenkumham serta didaftarkan dalam Lembaran Negara, bahwa syarat untuk dilaksanakannya KLB harus mendapatkan persetujuan Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP)."

"Kini, mereka menyiarkan berita bohong bahwa Pak SBY selaku Ketua MTP merestui gerakan mereka; itu tidak benar. Hoax dan fitnah. Bapak SBY berada di belakang kita semua, para pemilik suara yang sah," ujarnya.

Baca Juga: Partai Demokrat Tegur Sekjen PDI Perjuangan, 'Jangan Bentur-benturkan Ibu Mega dan Pak SBY'

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Hari Ini, Kamis 18 Februari 2021 : Perubahan Adalah Sesuatu Yang Tidak Bisa Dihindari

AHY kemudian mengajak seluruh kader PD untuk tidak berkhianat. Menurutnya, cap sebagai pengkhianat dapat menodai kepercayaan.

"Saya mengajak semua, jangan nodai partai yang kita cintai ini dengan para pengkhianat. Dalam bentuk apapun, pengkhianat tidak bisa diterima kehadirannya di tengah organisasi manapun. Sekali dicap pengkhianat, sulit untuk mengembalikan kepercayaan itu, seumur hidup kita," katanya.

Seperti diketahui, setidaknya ada tiga nama yang diduga terlibat isu kudeta Demokrat. Satu dari internal PD yang tak lain adalah Jhoni Allen Marbun, satu kader PD yang terjerat kasus korupsi, yaitu M Nazaruddin, dan satu pihak eksternal, yakni Moeldoko.

Terkait isu keterlibatan kudeta Demokrat, Moeldoko telah membantah. Namun Moeldoko mengakui memang pernah bertemu dengan kader-kader Partai Demokrat. (Dicky Aditya/Galamedia)***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler