SBY Prihatin Kondisi Negara, dari Soal Vaksinasi Hingga Hutang yang Menggunung

- 8 Januari 2021, 19:29 WIB
Presiden ke 6 RT Susilo Bambang Yusdhoyono yang akrab disapa SBY/Instagram/@sb.yudhoyono
Presiden ke 6 RT Susilo Bambang Yusdhoyono yang akrab disapa SBY/Instagram/@sb.yudhoyono /

Terkait kondisi tersebut SBY menyampaikan pemikiran yang menurutnya sederhana. Yakni bagaimana menggunakan peluang untuk memperbaiki kondisi dan situasi negara dari hempasan krisis kembar yaitupandemi Covid-19 dan krisis ekonomi saat ini.

Baca Juga: Bantuan Sosial Tunai Rp300 Ribu Diberikan Selama 4 Bulan (Januari-April)

Dikatakan SBY, ada tiga tantangan dan permasalahan yang harus dihadapi. Pertama, pandemi corona yang harus segera diatasi. Kedua, krisis ekonomi yang harus diakhiri dan kemudian ekonomi dipulihkan kembali. Ketiga, mungkin tak terkait langsung dengan dua permasalahan yang lain, yaitu melemahnya kerukunan masyarakat karena faktor identitas, politik dan ideologi yang tak boleh dibiarkan.

Permasalahan yang ketiga tersebut, ungkapnya lebih jauh, justru lebih mendasar sifatnya dan jika diabaikan dampaknya akan sangat buruk bagi kehidupan bangsa di masa depan. Kalau tidak kita atasi dan kelola dengan baik, disharmoni sosial ini akan membuat bangsa kita benar-benar terpecah dan terbelah (divided).

Soal pandemi Covid-19, hadirnya vaksin dari berbagai jenis dan negara pembuatnya, merupakan harapan baru. Sangat mungkin vaksin dan vaksinasi menjadi titik balik (turning point) bagi pengakhiran pandemi Covid-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia.

"Saya mengikuti penjelasan Menteri Kesehatan tanggal 2 Januari 2021 bahwa vaksinasi akan tuntas dalam waktu 3,5 tahun. Satu hari kemudian diralat oleh pejabat senior Kemenkes yang mengatakan bahwa vaksinasi akan selesai dalam waktu 15 bulan. Artinya, vaksinasi terakhir terhadap manusia Indonesia akan berlangsung pada tanggal 13 April 2022," ungkapnya lebih jauh.

Baca Juga: Karomah KH Mahrus Aly Lirboyo, Hentikan Hujan saat Ada Kunjungan Menteri Agama

Terkait hal itu SBY berpendapat, segalanya mesti direncanakan, disiapkan dan dilaksanakan dengan baik tantangan dan kompleksitas vaksinasi untuk rakyat Indonesia. Misalnya faktor geografi, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.

Juga dari segi demografi, mengingat penduduk Indonesia tersebar di berbagai pelosok tanah air dan sebagian daripadanya sulit dijangkau. Juga keadaan dan kesiapan infrastruktur kesehatan masyarakat di berbagai wilayah, termasuk faktor transportasi, penyimpanan dan distribusi vaksin serta elemen logistik yang lain. Kapan berbagai jenis vaksin yang dipesan pemerintah datang di Indonesia, sesuai kesanggupan penjualnya, juga harus menjadi bagian dari perencanaan yang realistik.

Kalau tidak, kata Presiden ke RI tersebut, misalnya karena salah perencanaan dan salah hitung, bisa menimbulkan chaos tersendiri. Hal begitu juga akan membuat masyarakat kehilangan kepercayaan kepada pemerintahnya (mistrust). Kalau ini terjadi dampaknya buruk. Masyarakat bisa panik, marah dan kehilangan harapan. Keseluruhan upaya mengatasi pandemi di negeri ini juga bisa gagal.

Halaman:

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Instagram @bpptkg Facebook Bella Irana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah