Network
PORTAL BREBES - Kondisi kritis dan terancam bangkrut yang dialami PT Garuda Indonesia Tbk akibat hutang yang bertumpuk diakui Menteri BUMN Eerick Tohir.
Garuda Indonesia tercatat memiliki utang 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp70 triliun. Angka tersebut meningkat sekitar Rp1 triliun setiap bulan karena terus menunda pembayaran kepada pemasok.
Perusahaan juga memiliki arus kas negatif dan utang minus Rp41 triliun. Tumpukan utang tersebut disebabkan pendapatan perusahaan yang tidak bisa menutupi pengeluaran operasional.
Terkait kondisi tersebut Garuda Indonesia menawarkan program pensiun dini untuk para karyawannya hingga 19 Juni 2021 demi menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan utang.
"Dari hasil laporan yang saya dapatkan bahwa kami tetap mempertahankan 1.300 pilot dan awak kabin, serta 2.300 pegawai," kata Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Rabu 2 Juni 2021 seperti dilansir Antara.
Baca Juga: Saat Swafoto Demi Dapat Momen Bagus Untuk Instagram, Dua Pelajar SMK Tewas di Curug Rahong
Erick juga mengatakan akan mempertahankan ribuan karyawan Garuda Indonesia agar tetap berada di perusahaan maskapai pelat merah tersebut.
Dikatakannya penyebab dari persoalan itu adalah karena pandemi Covid-19 yang telah memukul industri penerbangan di seluruh dunia. Bahkan menurutnya, ada maskapai asing yang lebih parah ketimbang Garuda Indonesia.
Untuk itu saat ini pemerintah perlu mencari cara agar perusahaan pelat merah tersebut bisa bertahan menghadapi tekanan kondisi keuangan yang minus.
