Suporter Bola di Medan Doa Bersama untuk Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

- 3 Oktober 2022, 23:22 WIB
Ratusan suporter bola di Kota Medan, Sumatera Utara menyalakan 1.000 lilin hingga doa bersama di Taman Ahmad Yani Medan pada Senin (3/10/2022) malam, sebagai bentuk belasungkawa atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan ratusan orang. (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)
Ratusan suporter bola di Kota Medan, Sumatera Utara menyalakan 1.000 lilin hingga doa bersama di Taman Ahmad Yani Medan pada Senin (3/10/2022) malam, sebagai bentuk belasungkawa atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan ratusan orang. (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus) /

PORTAL BREBES - Doa bersama untuk para korban di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur digelar para suporter bola di Indonesia.

Tak terkecuali suporter bola di Kota Medan, Sumatera Utara. Mereka menggelar doa bersama sembari menyalakan 1.000 lilin sebagai bentuk belasungkawa.

Aksi mereka berlangsung di Taman Ahmad Yani Kota Medan, Senin malam, 3 Oktober 2022. Hadir dalam aksi tersebut, ratusan suporter dari Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan (KAMPAK), Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK), PSMS Fans Club (PFC), dan Aremania Medan.

Baca Juga: Ultras Garuda Bali Doa Bersama untuk Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

"Kegiatan kita malam ini memang dari hati nurani kawan-kawan suporter bola yang ada di Medan. Kita mengadakan ini untuk mengingat tragedi yang sangat tragis di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan saudara-saudara kita," kata koordinator aksi, Saiful, dikutip dari antaranews.com.

Ia menyebut tragedi Kanjuruhan menjadi catatan kelam sejarah sepak bola dunia sehingga tidak boleh terulang lagi pada masa mendatang.

"Semoga kejadian itu tidak bakal terulang lagi di manapun. Melalui kegiatan 1.000 lilin ini kita menyampaikan rasa perdamaian," ucapnya.

Baca Juga: Buntut Tragedi Kemanusiaan di Kanjuruhan Malang, PSSI Harap FIFA Tak Beri Sanksi Indonesia

Menurut dia, tragedi yang merenggut nyawa ratusan orang itu harus menjadi peringatan serius PSSI sebagai induk sepakbola di Indonesia. PSSI harus berbenah dari segala aspek, mulai dari penyelenggara hingga keamanan.

"Kalau PSSI tidak sanggup jadi pengurus dan ketua federasi, silakan mundur. Masih banyak orang-orang bertalenta yang bisa mengisi PSSI. Jangan sampai sepakbola kita hancur di tangan orang-orang yang mau berpolitik," tandasnya.***

Editor: Dewi Prima Mayasari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah