Asal Usul Desa Kaligangsa, Sebuah Desa yang Merupakan Perbatasan dari Tegal dan Brebes

- 8 Maret 2023, 12:14 WIB
Asal usul Kaligangsa, sebah desa yang berlokasi di perbatasan Tegal dan Brebes
Asal usul Kaligangsa, sebah desa yang berlokasi di perbatasan Tegal dan Brebes /Tangkapan Layar YouTube Uri Wong Desa/

PORTAL BREBES - Berikut ini asal usul Desa Kaligangsa yang merupakan desa yang terletak di perbatasan Kabupaten Tegal dan Brebes. 

Dilansir dari laman Facebook Gunawan X Gangsa, nama desa Kaligangsa berasal dari 3 suku kata yakni kali, gang dan gangsa. 

Kali diartikan sebagai sungai, gang diartian sebagai gamelan dan kemudian gangsa diartikan sebagai racun keris. 

Baca Juga: Identik dengan Telur Asin dan Bawang Merah, Ternyata Begini Asal Usul Nama Brebes

Disampaikan, nama Kaligangsa berasal dari sungai lon yakni tempat mpu Supa menempa keris. 

Kemudian mpu Supa memiliki anak kembar yang bernama mpu Banisem dan mpu Kasilem. 

Mpu Banisem di sebelah timur sungai terkenal dengan kaligangsa wetan. Sementara, Mpu Kasilem di sebelah barat sungai terkenal dengan nama kaligangsa kulon. 

Baca Juga: Sekilas Wanasari, Sebuah Nama Kecamatan di Brebes

Nama kaligangsa di berikan setelah penetapan hari jadi kabupaten brebes th 1678. Saat itu, keris yang di gunakan tumenggung Martoloyo dan Tumenggung Martapura untuk bertarung adalah buatan mpu kembar kaligangsa yang bernama Banisem dan Kasilem yang menyebabkan kabupaten tegal terbagi dua, yakni Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes.

Lalu, Gong yang merupakan gamelan berasal dari sunan kalijaga yang memendam gong atau menyimpan alat gamelan. 

Sebelumnya Desa Kaligangsa di sebut desa Krandon yang artinya ndon ndonane barange sunan kalijaga (tempat sunan kalijaga menyimpan alat gamelan).

Baca Juga: Telur Asin Brebes Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarahnya!

Kemudian setelah itu, Kaligangsa di teruskan oleh keturunan Sunan Kalijaga yang bernama mbah dawil dari istri yang bernama Siti Zaenab yakni juga adik Sunan Gunung Jati. 

Sementara itu, Gangsa adalah istilah racun keris peninggalan mpu Supa yang berada sekitar sawah blok gebang di bawah gapura selamat datang Tegal dan Bebes.

Konon, Desa kaligangsa juga di sebut desa Kaligangsa Gawe. Hal tersebut dikarenakan setiap bulan suro daerah tersebut mengadakan acara hajatan sedekah bumi atau istilah jawanya mawagawe. 

Baca Juga: Jawa Timur Keren! Mengenal 6 Candi yang Menjadi Saksi Peninggalan Sejarah Indonesia

Dijelaskan, Sungai perbatasan Tegal Brebes atau sungai Kaligangsa pada waktu jaman dulu sungainya masih kecil sebelum ada pelebaran tahun 1901.

Sementara, ditimur SD negeri kaligangsa 3 pernah di temukan kayu jati tempat bendungan mbah Dawil yang terkenal dengan aki bendungan

Mbah Dawil pernah menjaga bendungan dan berselisih dengan belanda dalam menjaga bendungan. Mbah dawil hidup semasa dengan mpu kembar Banisem Kasilem ditahun 1678.

Baca Juga: Riwayat Bisnis Kuliner Warung Sate Kambing Sari Mendo Tegal, Dulu Nge-Hits dengan Mutilasi Kepala Kambingnya

Lantas, untuk penamaan sungai lon karna pada saat pelebaran sungai th 1901 masyarakat bergotong royong menggunakan keranjang elon. Maka dinamakan sungai lon. 

Pada abad 15 sunan Kalijaga dan mpu Supa datang ke Desa Kaligangsa, untuk menyebarkan agama Islam melalui dakwah dengan media wayang golek dalam acara sedekah bumi, yang di adakan setiap setahun sekali pada bulan muharam atau suro. 

Waktu itu masyarakatnya masih beragama hindu dan masih melakukan penyembahan kepada makam keramat yang di yakini sebagai tempat muksanya prabu gendrayana raja Kediri.

Baca Juga: Sekilas Profil Kecamatan Paguyangan Brebes, Sebuah Wilayah yang Memiliki Banyak Tempat Wisata

Pada nisan lama makam keramat tersebut dibuat menggunankan batu pahatan dengan tulisan jawa kuno, bahasa paku dan yang bisa membacanya ialah Suherni seorang paranormal di desa kaligangsa th 1970. 

Suherni di percaya masyarakat setempat mampu menguasai 182 bahasa kuno sampai bahasa sekarang. Dari Jawa Kuno, arab kuno, cina kuno. 

Suherni adalah seorang istri dari paranormal yakni Toyib di Desa Kaligangsa. Toyib juga pernah menemukan harta karun gong bertumpuk tumpuk peninggalan sunan Kalijaga. 

Baca Juga: Sekilas Profil Kecamatan Paguyangan Brebes, Sebuah Wilayah yang Memiliki Banyak Tempat Wisata

Namun karna ada pergolakan politik th 1965, gong tersebut menjadi incaran beberapa oknum tak bertanggung jawab yang kemudian gong tersebut di lebur di desa Pesayangan untuk di ambil emasnya.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x